Senin, 12 Desember 2011

Kehilangan Cinta

Oleh: Jarjani Usman

“Salah seorang dan kalian tidak beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri dan membenci untuk saudaranya apa yang ia benci untuk dirinya sendiri” (Muttafaq alaih).

Semakin banyak anugerah Allah yang ditempatkan di udara, di kerak bumi, di lautan dalam, dan di tempat-tempat lain, kini telah mampu diraih manusia. Keberhasilan-keberhasilan ini seharusnya membuat manusia semakin sejahtera, bahagia dan saling mencintai dengan sesamanya.  Namun ternyata, yang terjadi malah sebaliknya.

Sebahagian manusia semakin jahat. Hidupnya semakin kehilangan orientasi.  Bahkan ada yang tak kenal lagi yang mana saudaranya, yang mana musuhnya.  Kehidupan umat manusia semakin tak menentu.  Sampai-sampai menghilangkan hak hidup insan yang tak bersalah pun dianggap biasa.  Padahal semua itu samasekali tak diinginkan oleh pelaku bila mengenai dirinya  sendiri.  Dan Rasulullah SAW telah mengingatkan, “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekafiran” (Muttafaq alaih).

Keadaan ini menunjukkan bahwa (sebahagian) manusia telah sangat maju mengolah otaknya, tetapi mundur dalam mengolah hatinya.  Akibatnya, hati menjadi lahan yang gersang.  Padahal hati diciptakan sebagai lahan yang subur tempat cinta atau kasih sayang berbenih dan berkembang.  Terutama, cinta terhadap saudara-saudara sendiri, seperti yang seiman.  Apalagi Rasulullah SAW telah mengingatkan, mencintai sesama termasuk bagian penting yang membentuk keimanan seseorang.  Hilangnya rasa cinta atau kasih ini merupakan suatu tanda keruntuhan iman.

Editor : hasyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya