Senin, 12 Desember 2011

Keutamaan Shalat

Oleh Jarjani Usman

 “Amalan yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya; sebaliknya jika shalatnya jelek, maka jeleklah seluruh amalnya” (HR. Thabrani).

Bila ingin menunaikan ibadah haji, orang-orang biasanya sangat siap.  Bahkan seringkali berdoa berkali atau minta didoakan oleh orang banyak agar perjalanan hajinya tidak sia-sia atau mendapat haji mabrur.  Namun anehnya, tidak demikian dengan shalat.

Tidak semua orang berperilaku baik sebagai tanda berharap agar shalatnya diterima Allah.  Padahal shalat dan perilaku dalam kehidupan seseorang saling mempengaruhi.  Dalam Alquran disebutkan, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Al-Ankabuut: 45).

Jarang juga ada yang berdoa selesai shalat atau minta didoakan agar shalat yang telah dan sedang dilakukan diterima Allah.  Orang-orang yang tidak mau shalat pun setelah dipanggil melalui azan, (nyaris) tidak ada yang mau peduli.  Bahkan, yang sudah tidak shalat bertahun-tahun, belum tentu ada yang mau mengajak atau mendoakannya agar shalat. Kenyataan ini seakan-akan memberi kesan shalat dianggap kurang penting dibandingkan haji.

Padahal banyak dalil menyebutkan shalat sangat penting.  Dalam Alquran disebutkan, “Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)” (QS. Al-Ankabuut: 45). Rasulullah juga menyebutkan bahwa shalat adalah ibadah yang pertama dihisab di akhirat.  Bila hasil ibadah shalat seseorang buruk, akan berefek terhadap amal yang lain. 

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya