Senin, 12 Desember 2011

Kopi Aceh di Lidah Bule Perancis

PAGI sekitar pukul 09.00 WIB, Pierre (35) bule asal Perancis bersama teman wanitanya, Gwen (35), sudah nongkrong di Tower Cafe, Simpang Lima, Banda Aceh, berbaur bersama masyarakat setempat.

Dari salah satu hotel di Peunayong, mereka berjalan kaki ke Tower Cafe. Keduanya bahkan tidka perlu menanyakan di mana lokasi warung kopi atau warung kopi mana yang paling enak, sebab menurut pengakuan mereka, tidak sulit mencari warung kopi di Kota Banda Aceh yang dikenal sebagai “Kota Seribu Warung Kopi”.

Pierre dan Gwen duduk paling pojok, sengaja memilih tempat duduk dekat dengan tempat peramu kopi saring sambil memesan kopi saring tanpa gula. Menurut mereka, jika kopi sudah disajikan dengan gula akan menghilangkan rasa asli kopinya.

Glen lebih dulu meneguk kopi. Tidak tanggung-tanggung, dia meneguk kopi tersebut sekaligus tanpa tersisa. Berbeda dengan Pierre yang menikmati seteguk demi seteguk, juga tanpa menyisakannya sedikitpun.

“Ternyata memang benar apa yang dibilang tour guide, kopi Aceh memang beda dengan kopi lain di Indonesia maupun di dunia. Kopinya memang enak. Rasanya beda, ada ciri khas tersendiri. Susah untuk diceritakan seperti apa rasa kopi Aceh ini, kalau tidak mencobanya sendiri,” kata Pierre dan Gwen kepada Serambi, Senin (12/12).

Pierre dan Gwen sudah dua minggu berada di Sabang. Mereka diving dan snorkling di Pulau Rubiah. Sebelum terbang ke negara mereka, Pierre dan Gwen ingin sekali lagi mencoba menikmati kopi Aceh. Maka itu pagi-pagi sekali mereka sudah bangun dan membaur bersama warga Banda Aceh lainnya, duduk di warung kopi. “Sudah murah enak lagi,” timpal Gwen.

Dua pelancong asal Perancis ini mengaku, mereka tidak perlu membayar mahal untuk bisa menikmati kopi yang rasanya sangat nikmat dilidah tersebut. Cukup dengan membayar Rp 4.000/cangkir, mereka sudah bisa menikmati kopi Aceh.(saniah)

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya