Senin, 12 Desember 2011

Seruan Kejahatan

Oleh: Jarjani Usman

“Dan barangsiapa membuat contoh yang buruk dalam menjalankan agama Islam, maka dia akan mendapatkan dosa dari perbuatannya dan menanggung dosa orang yang mencontohnya setelahnya tanpa terkurangi sedikitpun dari dosa orang-orang yang mencontohnya tersebut” (HR. Muslim).

Setelah menemukan kebenaran Islam, banyak orang dengan berbagai warna kulit dan ras di berbagai negara kini berbondong-bondong masuk agama tauhid tersebut. Bukan sekedar itu, mereka juga bahu-membahu dan rela mengorbankan harta dan waktunya untuk membantu perjuangannya sebagai pendakwah.  Tujuannya agar kebenaran dari Allah yang telah didapatinya tersebar lebih luas lagi ke seluruh pelosok dunia.  Namun yang mengherankan, mengapa ada sebahagian orang yang terlahir muslim senantiasa merasa dirinya sangat Islam, meskipun kerap melakukan kejahatan.

Padahal tidak ada satu pun aturan dalam Islam yang membolehkan kejahatan, meskipun kejahatan kecil.  Jangankan membolehkan, membiarkannya pun tidak dibolehkan.  Bahkan, kejahatan dilarang sekeras-kerasnya. Lantas, bila ada orang-orang yang katanya muslim gemar melakukan kejahatan, itu pertanda ada ketidakbetahan di hatinya untuk terus berada dalam ikatan aturan Islam.  Lazimnya, ketidakbetahan itu pertanda belum menemukan nikmat iman dan Islam yang sebenarnya.

Bahkan, disadari atau tidak, suka melakukan kejahatan sama artinya dengan mengampanyekan kejahatan agar berlangsung luas dan lama di muka bumi ini.  Sebab, kampanye yang paling efektif terhadap sesuatu (tak terkecuali kejahatan) bukan (hanya) menyerukan dengan ucapan, tetapi juga mempraktekkannya dalam kehidupan.   Karena itu, bila kemudian berbondong-bondong orang lain ikut melakukan kejahatan, jangan merasa tidak bertanggungjawab bila dosa orang juga diemban kepada orang-orang yang ikut mengampanyekan kejahatan.

Editor : hasyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya