Assalammu'alaikum Wr.Wb.
Quote:
Comment paling mewakili, seseorang yang penempatan jauh dari rumah dan hanya cuti beberapa hari dalam setahun (karena dipotong cuti bersama) Quote:
|
juragan, thread ini terinspirasi dari cerita dari dosen ane
ketika di pesawat dalam perjalanan dari Australia ke Indonesia
berikut ceritanya,
Quote:
percakapan seorang Dosen dengan Seorang Bule dari Australia, di pesawat dari Australia menuju Indonesia tercinta: Dosen: Pergi kemana Mister? Bule: Liburan Ke bali, bapak? Dosen: saya ke Surabaya, berapa lama Liburan ke Bali Mister? Bule: mungkin 1 bulan kalau tidak 2 bulan, Dosen: Wah, lama sekali...Mister kerja apa di Aussie? Bule: Oh saya tukang pos, bapak di Indonesia kerja apa? Dosen: Wah saya seorang Dosen PNS di Indonesia, yang punya negara saja, Liburan ke bali seminggu saja sudah "ngos-ngosan" Mister |
Dari kisah tersebut,
ada 2 hal yang bisa disimpulkan:
1. Pendapatan pegawai dan pekerja di Indonesia jauh dari kata "cukup"
karena untuk pergi ke dalam negeri saja tidak mampu
Keindahan Bali, Raja Ampat Papua, Karimun Jawa hanya bisa dinikmati warga asing gan
2. Walaupun per bulan gaji 100 juta, kita tidak bisa ke bali 1 bulan-2 bulan,
kenapa?
karena cuti pegawai di Indonesia hanya sekitar 12 hari,
jadi nda mungkin isa ke Bali 1 bulan, atau bahkan 2 bulan
terus berapa cuti kerja orang Luar negeri,
setahu saya di Australia, kalau bekerja selama setahun ada yang memberi
cuti kerja selama 20 minggu gan
setara 5 bulan itu gan
*****
Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari dan evaluasi agar kita bisa makmur seperti orang Luar Negeri gan,
karena saya yakin yang cutinya 1 bulan atau 2 bulan tidak hanya Australia, tetapi juga negara amerika dan negara Eropa..
yang paling cuma negara Indonesia yang cutinya 12 hari gan
(kalau ada juragan yang tahu jumlah hari cuti kerja di negara lain, silakan dishare ya )
*****
Quote:
Job Burnout Di jurnal International, ada istilah Job Burnout, maksudnya adalah kelelahan kerja. Di negara-negara seperti Australia, Singapura, bahkan mungkin malaysia sudah mengukur dan memperhitungkan (riset) apakah dalam bekerja, seorang pegawai itu Stress, Lelah (secara fisik dan mental), atau bahkan bosan. sehingga mereka melakukan riset berapa hari dalam setahun, sebaiknya pegawai tersebut "OFF" (Cuti) Kenapa perlu diukur? Karena saya yakin gan, pegawai dengan cuti 12 hari selama setahun tidaklah cukup untuk menghilangkan penat, strees, lelah, dan kebosanan |
1. Performa dalam bekerja tidak akan maksimal
logikanya, bila seorang pegawai dari pulau Jawa, pekerjaannya di Sulawesi,
selama setahun hanya bisa pulang ke rumah selama 12 hari,
yah bagaimana isa menunjukkan performa yang maksimal gan
kecuali kalau performa tidak diukur,
jadi pegawai hanya bekerja..."pokoknya kerja"
2. Job Burnout membuat Pegawai "melenceng" dari tugas Job Descprition-nya
apa saja hal yang melenceng gan?
bisa saja pegawai tersebut menilap uang perusahaan (korupsi), bisa mengerjakan tugas seenaknya (yah namanya juga orang stress gan )
3. TIDAK DAPAT MENIKMATI KEINDAHAN INDONESIA DAN DUNIA
yah seperti yang saya jelaskan tadi gan...
DOSEN PNS saja ke Bali seminggu ngos-ngosan..apalagi ke Singapura atau Australia..
kalau tidak ada perjalanan dinas atau beasiswa rasanya susahhh bener
****
Untuk saat ini saya belum dapat menemukan solusi atas permasalah ini,
tapi menurut saya memang Riset di Indonesia diperlukan..
tidak hanya untuk menemukan sesuatu yang baru,
tapi juga untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja seseorang pegawai,
tentu dengan tujuan agar kinerja mereka ke depannya semakin baik
Thread saya berikut ini membahas mengenai riset di Indonesia yang tidak jalan,
[Menyedihkan] Lulusan S2 Kimia, Balik Ke Indonesia jadi Pegawai Bank
leeshemin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya