Selasa, 20 Desember 2011

Surat untuk Mamak, Ayah, dan Dek Eris

Tanda lon gaseh lon tuleh peusan
Tanda lon sang lon ireng doa
Ya Allah neu peu meuah dosa ureng syik lon beu abeh-abeh
Beuk jeut keu utang
Adak pih nyawoeng  Allah cok pulang
Roh ngoen badan beu bek keunong siksa



HARI ini aku menulis tentang apa yang sebenarnya kurasakan. Tujuh  tahun sudah musibah gempa dan tsunami berlalu. Duka itu masih kurasakan. Aku menulis karena aku sangat kangen dengan ayah, ibu, dan adikku.  Aku kangen ayahku yang mengajariku segalanya apa arti hidup ini.

Aku sayang ibuku yang selalu memasakkan makanan dan  menasihatiku, Aku kangen bermain dengan adikku.

Sewaktu aku kecil Aku selalu ingat perkataan ibuku "Nak kalau ibu sudah tidak ada siapa yang akan memberikan kamu jajan siapa yang akan masakin kamu makan. Siapa yang akan," Ibuku sering mengatakan itu. Sebelumnya ibu juga  pernah berkata., "Ibu ayah nggak akan datang di acara pernikahanmu nak,"

Di waktu Aku mengadakan pesta sunatku di saat Aku masih sekolah dasar. Ibu berkata, "Ini acara terakhir yang ibu hadiahkan untukmu,"

Dulu Aku tidak mengerti maksud semua perkataan ibuku, tapi kini Aku tahu semua maksudnya. Ini bukanlah hari kelahiranku tapi hari ini akan selalu Aku ingat dan Aku kenang dalam hidupku. Hari yang mengubah segalanya dalam hidupku.

Hari itu umurku baru 15 tahun tepatnya kelas 1 SMA. Aku sekolah di SMAN 1 Banda Aceh. Hari yang mengubah segalannya. Hari itu aku kehilangan keluargaku ayah, ibu, dan adik perempuanku yang aku sayangi Erisza Yusrina. Hari itu,  tidak hanya membuatku kehilangan semua anggota keluargaku tetapi juga seluruh harta benda keluarga kami semua rata dengan tanah. Hanya tersisa satu pakaian, yang Aku pakai baju kaos dan celana pendek yang melekat di badanku. Tak pernah sedikitpun terbersit dalam pikirankanku, Aku akan kehilangan semuanya pada pukul 8 lebih di pagi hari Minggu itu.

Hari itu pula Aku terakhir bertemu dengan ayah, ibu, dan adik perempuanku. Hari itu Aku tidak sendiri, Aku melihat banyak anak yang sepertiku yang kehilangan keluarga dan harta bendanya.

Hanya satu alasan Aku bisa berdiri tegak dan melihat ke depan adalah adikku yang selamat dalam musibah gempa dan tsunami itu, Nabit Birri, adik lelakiku inilah yang memberikan semangat dan Aku akan berjanji tidak akan pernah menangis ataupun sedih di depannya.
Waktu kejadian itu umurnya baru 6 tahun dia masih duduk di kelas 2 MIN. Sejak kejadian itu Aku tidak pernah melihat dia menangis. Aku berusaha menjadi tegar kuat dan Aku sangat sedih di saat melihat teman-temanku yang lain bisa berkata,  "Aku baru menelpon ibuku di kampung," "Aku baru saja dikirimi masakan ibu,"

Sedangkan Aku pulang ke kampung pun yang Aku temui cuma adikku, Nabit. Aku nggak pernah tahu Aku berjuang untuk siapa, yang aku tahu Aku ingin sukses. Ya Allah Aku, ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku tahu mamak ayah, dan adek selalu ada di dekatku biarpun Aku nggak bisa melihat mereka.  Musibah ini membuatku terpukul  hingga saat ini Aku tidak tahu di mana jenazah ayah dan ibuku  yang Aku yakini ayah dan mamak dimakamkan di kuburan masal Ule Lheu,  Banda Aceh.

Di tahun ke tujuh tsunami aku terus menatap masa depanku. Hidup berjalan terus. Kita tidak akan pernah tahu kita akan berjuang untuk siapa tapi bisa jadi ada puluhan ratusan bahkan ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dengan apa yang kita lakukan hari ini.

Saat ini aku kuliah semester 7 di jurusan perencanaan wilayah dan kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, semarang Aku aktif di Dewan Angkatan Planologi dan Ikatan Pemuda dan Pelajar Aceh Semarang (IPAS) tidak ada alasan aku terus bersedih jalan masih panjang hidup penuh perjuangan aku terus bangkit untuk merain cita-citaku . Dan tak lupa dalam setiap shalatku kutitipkan doaku untuk ayah, mamak adek dan seluruh korban tsunami.

Semarang, 20-12-2011

Yuswar Kurniawan

--------------------------------
Kenangan dalam bentuk tulisan dapat dikirimkan ke email: kenangtsunami2612@serambinews.com beserta foto diri, keluarga, dan kerabat yang meninggal akibat tsunami. Tak terkecuali korban selamat (survivor) yang kini telah mampu bangkit menata kehidupannya kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya