Senin, 12 Desember 2011

Umatku

Oleh Jarjani Usman

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan keduanya. Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah” (QS. al Hujuraat: 9).

“Umatku…umatku” Rasulullah SAW memanggil umatnya menjelang wafatnya.  Ini menunjukkan betapa besarnya perhatiannya terhadap nasib umatnya.  Apalagi Rasulullah sempat beberapa kali mengungkapkan rasa kuatirnya yang tinggi terhadap nasib umat sepeninggalnya.  Beliau juga menyebutkan tentang (kemungkinan) timbulnya perpecahan yang akan terjadi di kalangan umat.

Terbukti hari ini, banyak terjadi perpecahan di kalangan umat.  Masalahnya beragam, mulai dari yang ringan hingga yang berat.  Satu sama lain saling bertengkar, hanya kadang-kadang karena memperebutkan hal-hal yang sifatnya sesaat.  Sayangnya di saat yang sama mengabaikan hal-hal yang membantu hidup di alam abadi.  Karena memperebutkan kedudukan sesaat, misalnya, amalan kebaikan yang telah dilakukan dihancurleburkan sendiri dengan memelihara dan meningkatkan kedengkian, iri, hasut, cercaan, dan lain-lain.  

Dalam keadaan demikian, sejatinya ada segolongan orang yang mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik.  Yaitu, orang-orang yang murni niatnya karena Allah, berhati lapang, punya perhatian terhadap umat, dan tidak punya kepentingan dalam salah satu kelompok yang bertikai.  Bila punya kepentingan dalam kelompok tertentu, seseorang tidak mungkin mampu melihat persoalan secara jernih dan adil.  Padahal Allah mengingatkan “Damaikanlah antara keduanya (yang berperang) menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. al Hujuraat: 9).

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya