Selasa, 03 Januari 2012

Jumatan Perdana di Keelung City

Oleh Dedi Fazriansyah Putra Mahasiswa PhD of Aquaculture, National Ocean Taiwan University (NTOU)

KEELUNG City adalah satu kota yang terletak di bagian paling utara Pulau Formosa berjarak sekitar 45 menit perjalanan bus dari Taipei, ibu kota Taiwan. Kota ini juga dijuluki sebagai ‘Kota Hujan’ layaknya kota Bogor di Indonesia. Di sini, tinggal seribuan buruh pabrik, nelayan, dan pekerja Indonesia, termasuk 10 mahasiswa Aceh yang sedang menuntut ilmu di bidang kelautan dan perikanan.

Kota yang berciri khas gaya hidup materialistik dan hedonism ala Taiwan ini, memiliki lebih dari seribuan Buruh Migran Indonesia (BMI) yang mayoritas Islam dan belasan mahasiswa muslim yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Gambia.

Dilihat dari keberadaan jumlah penganut Islam, sudah sepatutnya kota ini memiliki sarana ibadah yang memadai untuk shalat berjamaah lima waktu termasuk shalat Jumat. Namun sungguh ironis, hingga saat ini tidak ada satu tempat ibadah pun yang sesuai untuk melaksanakan shalat Jumat bagi muslim sebagaimana kota-kota besar lainnya di Taiwan.

Tidak tersedianya sarana ibadah bagi muslim ini membuat para mahasiswa dan para BMI muslim, harus bersusah payah menempuh jarak yang lumayan jauh untuk menunaikan shalat Jumat, di Grand Mosque, Taipei City. Bahkan, terkadang tak jarang ada yang terpaksa tak bisa ikut jumatan karena jadwal kuliah atau riset sangat dekat dengan waktu shalat Jumat di Taipei City yang menghabiskan waktu 3-4 jam perjalanan.

Tapi, alhamdulillah, sekarang telah terwujudnya shalat Jumat perdana bagi muslim di Keelung City yang berlokasi di lantai dua restoran Riang Jaya (milik orang Indonesia) di pusat kota Keelung City, Taiwan. Gagasan mendirikan Shalat Jumat ini, pertama kali didiskusikan oleh mahasiswa Aceh ketika memperingati dan refleksi 7 tahun tsunami Aceh di Student Activity Center, NTOU, Senin 26 Desember 2011 lalu.

Shalat Jumat perdana itu dihadiri oleh sembilan mahasiswa Aceh, mahasiswa Gambia dan belasan BMI muslim. Ketika itu, yang menjadi khatib dan sekaligus bertindak sebagai imam shalat adalah Ustaz Niknik Abdurahman dari Jakarta. Beliau ikut berperan serta membimbing kami mahasiswa Aceh dan para BMI untuk bersama-sama mengadakan Jumatan perdana di Kota Keelung ini.

Sedangkan yang menjadi muazzin pertama pada Jumatan perdana itu adalah Omar A Bah, mahasiswa S2 NTOU yang berasal dari Gambia, Afrika Tengah dan azan yang kedua dikumandangkan dengan merdu sekali oleh Haekal Azief Haridhi, mahasiswa S2 NTOU asal Aceh.

Setelah shalat Jumat, jamaah yang terdiri dari Mahasiswa Aceh, Gambia dan rombongan BMI mengadakan makan bersama sambil mendengarkan tausiah yang disampaikan oleh Bapak Dani Sanjaya selaku tokoh BMI di Keelung City. “Dengan shalat Jumat perdana ini, kita berharap menjadi tonggak awal bangkitnya Islam dan cahaya hidayah di Keelung City, Formosa,” katanya.

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya