Kamis, 05 Januari 2012

Manajemen Air di Australia Selatan

Sarwo Edhy Sofyan, Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unsyiah.Alumnus The University of Adelaide, Australia

BENUA Australia merupakan benua yang paling kering di dunia. Curah hujan rata-ratanya hanya mencapai 450 mm(http://www.bom.gov.au/climate/change/rain.shtml). Di benua tersebut hanya ada satu negara yaitu Australia, merupakan sebuah negara berbentuk monarki konstitusional federal. Ada enam negara bagian dan dua teritorial di Australia yaitu: New South Wales, Queensland, Australia Selatan, Tasmania, Victoria, Australia Barat, Teritorial Utara, dan Teritorial Ibu Kota Australia. Dari wilayah tersebut, Australia Selatan yang beribukotakan Adelaide adalah negara bagian terkering di benua yang terkering, dengan curah hujan rata rata berada dibawah 100 mm. Walaupun demikian, suplai air di sana selalu terjaga karena majemen air nya yang baik.

Sebelum tahun 2006-2007, ketersedian air untuk daerah Australia Selatan sangat tergantung pada curah hujan dan recycle air buangan. Air hujan di tampung di dalam waduk yang terletak di Mt Lofty Ranges, kemudian diolah menjadi air bersih yang layak untuk di gunakan. Selain dari penampungan air hujan, air dari sungai murray juga di gunakan untuk memback-up supply air bersih. Akan tetapi sejak tahun 2007, kekeringan yang parah terjadi di Australia yang di akibatkan oleh perubahan iklim, sehingga penyediaan air yang bergantung pada iklim tersebut tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih, dan oleh karena itu harus di cari jalan keluar untuk mengatasinya.

Saat ini hampir 75% supply air Australia Selatan tergantung pada sungai, reservoirs dan aquifer, sedangkan sisanya tergantung pada pembatasan penggunaan air (water restrictions), dan hasil daur ulang air limbah. Pengolahan dan pendistribusian air dilakukan oleh suatu perusahaan pemerintah yang bernama SA Water, yaitu semacam PDAM kalau di Indonesia. Selain untuk keperluan rumah tangga, Air juga dimanfaatkan untuk suplai ke ladang-ladang pertanian seperti ladang anggur, cherry dan strawberry. Manajemen air yang baik ini juga telah merubah Australia selatan dari daerah yang kering menjadi lahan pertanian yang subur.

Untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan air di masa yang akan datang, pemerintah Australia selatan telah memperkenalkan suatu program yang bernama “Water for good” yaitu suatu rencana yang komprehensif yang bertujuan menjamin suplai air untuk wilayah Adelaide dan Australia Selatan hingga tahun 2050. Program ini mengatur tentang

pembatasan dan efisiensi penggunaan air yaitu dengan mengurangi penggunaan air pada level rumah tangga, pemerintahan dan juga untuk tujuan komersil. Selain itu juga diatur tentang biaya penjualan air yang bertujuan untuk menekan penggunaan air yang tidak efisien. Aturan baru tersebut di harapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan air sebagaimana mestinya. Pemerintah juga membuat rencana jangka panjang untuk menjamin ketersediaan air bersih, yaitu dengan merencanakan penggunaan bermacam sumber air, sehingga ketergantungan terhadap air permukaan dan air tanah dapat di kurangi. Untuk menjamin ketersediaan air bersih pada tahun 2050, pemerintah telah merencanakan penggunaan lima sumber air yaitu bersumber dari 45% air sungai, reservoir dan aquiver, 30% recycled air limbah, 15% hasil penyulingan dari air laut dan sisanya berasal dari penampungan air hujan. Dengan manajemen dan perencanaan jangka panjang ini, tentunya ketersediaan air yang cukup akan tercapai di masa yang akan datang.

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya