Selasa, 03 Januari 2012

Pendidikan STEM dalam ‘Engineering is Elementary’

Oleh Muhammad Syukri, Dosen FKIP Fisika, Unsyiah, Ph.D. Student The National University of Malaysia (UKM)

PENDIDIKAN STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)  pada saat ini menjadi salah satu isu penting dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang pendidikan sains. Pendidikan STEM merujuk kepada pengintegrasian keempat bidang ilmu yaitu: sains, teknologi, teknik, dan matematika. 

Pengintegrasian ini dimaksud untuk menghasilkan lulusan sekolah yang handal dan siap menghadapi tantangan di abad 21. Amerika Serika, Inggris, Swiss, dan beberapa negara maju lainnya sudah berhasil melakukan pengintegrasian ini dalam kurikulum pendidikan mereka.

Malaysia dalam beberapa tahun ini lagi giat-giatnya melakukan penelitian dan survei ke berbagai tingkat pendidikan untuk memastikan keperluan dan kesiapan dalam menjalankan kurikulum pendidikan STEM ini. Satu kegiatan yang dilakukan untuk pengintegrasian Pendidikan STEM adalah kegiatan workshop “Engineering is Elementary” yang saya ikuti ini.

Workshop “Engineering is Elementary” bertujuan untuk menambah pengetahuan dan informasi bagaimana sebenarnya penerapan ilmu teknik (engineering) dalam pembelajaran sains di sekolah rendah dan menengah. Workshop yang dipelopori oleh Fakulti Pendidikan UKM dan Petrosains KLCC ini dilaksanakan di makmal (laboratorium) sains Fakulti Pendidikan UKM dan diikuti oleh guru bidang sains dan semua mahasiswa pendidikan sains.  

Prof Dr Lilia Halim selaku Dekan Fakulti Pendidikan UKM dan juga Guru Besar pada jurusan Pendidikan Sains, dalam workshop ini menyampaikan bagaimana penting dan mendesaknya pengintegrasian STEM ini harus segera dilakukan. Pengintegrasian tidak hanya dilakukan pada peringkat Universiti saja melainkan sudah harus dimulai dari Sekolah Rendah dan Sekolah Menengah. Oleh itu, workshop sejenis “Engineering is Elementary” ini perlu selalu diadakan, agar wawasan dan pengetahuan guru bidang sains dalam menjalankan pengintegrasian STEM di sekolah dapat senantiasa bertambah. 

Walaupun demikian dalam workshop “Engineering is Elementary” yang kami ikuti ini tidak mengintegrasikan semua komponen STEM melainkan komponen sains (science) dan teknik (engineering) saja. Biasanya kedua komponen STEM inilah yang sedikit sukar dan jarang dilakukan pengintegrasian oleh guru sewaktu proses pembelajaran, ungkap Puan Noraini (permateri dari Petrosains KLCC). 

Komponen sains mewakili penguasaan konsep sedangkan komponen engineering mewakili penerapanya. Penerapan konsep sains yang kami lakukan pada workshop ini mengikuti lima langkah dalam proses desain teknik (engineering design process) yaitu meliputi: penentuan masalah (ask), bayangkan (imagine), rancang (plan), membuat (create), dan kembangkan (improve). Kelima langkah ini saling memengaruhi satu sama lainnya sehingga membentuk satu lingkaran prosedur yang harus dijalankan oleh guru dalam proses penerapan konsep sains di sekolah.

Itulah sedikit gambaran mengenai workshop yang kami ikuti dalam usaha mempersiapkan kemampuan guru bidang sains dalam menghadapi pengintegrasian kurikulum sains dengan komponen STEM di sekolah. Saya melihat, dengan dana pendidikan Aceh yang memadai sekarang ini, proses pengintegrasian ini juga sangat mungkin untuk dilakukan di Aceh.***

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya