Nama-nama kereta tersebut adalah:
Quote:
1. Kareta Kyai Jongwiyat
Buatan Belanda (Den Haag) tahun 1880. Peninggalan Sri Sultan HB VII, dipergunakan untuk manggala yudha atau dalam peperangan, misalnya untuk memeriksa barisan prajurit dan sebagainya. Kareta ini ditarik oleh 6 ekor kuda. Pada saat Sri Sultan HB X menikahkan putrinya kareta ini kembali dipergunakan. |
Quote:
2. Kareta Kyai Kareta Kyai Jolodoro
Buatan Belanda 1815. Peninggalan Sri Sultan HB IV. Kareta Jolodoro adalah kareta pesiar (dari kata “Jolo” = menjaring, “Doro” = gadis). Pengendali atau sais berdiri dibelakang. Dikendalikan oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
3. Kareta Roto Biru
Buatan Belanda pada tahun 1901 pada masa Sri Sultan HB VIII. Dinamakan Roto Biru mungkin karena kareta ini didominasi oleh warna biru cerah sampai ke bagian roda-nya. Dipergunakan untuk manggala yudha bagi panglima perang. Pada saat HB X menikahkan putrinya, kareta ini dipergunakan untuk mengangkut besan mertua. Kareta ini ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
4. Kyai Rejo Pawoko
Buatan tahun 1901 pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII yang diperuntukkan sebagai sarana transportasi bagi adik-adik Sultan. Ditarik oleh 4 ekor kuda. Konon dibelinya bersamaan dengan lahirnya Pak Karno ditahun 1901. |
Quote:
5. Kareta Landower
Kareta ini dibeli pada masa Sri Sultan HB VIII pada tahun 1901, buatan Belanda. Dahulu sempat dipamerkan di Hotel Ambarukmo. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
6. Kareta Premili
Kareta ini dirakit di Semarang pada tahun 1925 dengan spare-part yang didatangkan dari Belanda. Digunakan untuk menjemput penari-penari Kraton. Ditarik oleh 4 ekor kuda. Pada salah satu bagian roda-nya tertulis “G.Barendsi”. |
Quote:
7. Kareta Kus No:10
Buatan Belanda pada tahun 1901 pada masa Sri Sultan HB VIII. Aslinya adalah kareta Landower dan bisa dipergunakan untuk pengantin. Cat aslinya yang berwarna hijau sudah diganti menjadi kuning pada saat dilakukan pengecatan ulang. Walaupun bisa dipergunakan sebagai kareta pengantin namun pada acara pernikahan putri Sri Sultan HB X yang baru lalu kareta ini tidak dipakai oleh mempelai. |
Quote:
8. Kareta Kapulitin
Merupakan kareta untuk pacuan kuda/bendi. Dibeli pada jaman pemerintahan Sri Sultan HB VII yang memang menggemari olah raga berkuda. Kareta ini hanya ditarik oleh 1 ekor kuda saja. |
Quote:
9. Kareta Kyai Kutha Kaharjo
Dibeli pada jaman pemerintahan Sri Sultan HB IX, buatan Berlin tahun 1927. Dipergunakan untuk mengiringi acara-acara yang diselenggarakan oleh Kraton, ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
10. Kareta Kus Gading
Dibeli pada masa Sri Sultan HBVIII. Buatan Belanda pada tahun 1901. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
11. Kareta Kyai Puspoko Manik
Kareta buatan Belanda (Amsterdaam) yang dipergunakan sebagai pengiring acara-acara Kraton termasuk untuk pengiring pengantin. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
12. Kareta Roto Praloyo
Merupakan kareta jenazah yang dibeli pada masa Sri Sultan HB VIII pada tahun 1938. Kareta inilah yang membawa jenazah Sultan dari Kraton menuju Imogiri. Ditarik oleh 8 ekor kuda. |
Quote:
13. Kareta Kyai Jetayu
Dibeli pada masa Sri Sultan HBVIII pada tahun 1931. Diperuntukkan sebagai alat transportasi bagi putri-putri Sultan yg masih remaja. Ditarik oleh 4 ekor kuda dengan pengendali yang langsung berada diatas kuda. |
Quote:
14. Kareta Kyai Harsunaba
Kareta ini merupakan sarana transportasi sehari-hari dari masa Sri Sultan HBVI-VIII. Dibeli pada tahun 1870. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
15. Kareta Kyai Wimono Putro
Dibeli pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VI tahun 1860. Dipergunakan pada saat upacara pengangkatan putra mahkota. Kondisinya masih asli (warna kayu). Ditarik oleh 6 ekor kuda. |
Quote:
15. Kareta Kyai Manik Retno
Dibeli pada masa pemerintahan Sri Sultan HB IV tahun 1815, buatan Belanda. Merupakan kareta untuk pesiar Sultan bersama permaisuri. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
17. Kareta Kanjeng Nyai Jimat
Merupakan pusaka Kraton, buatan Belanda tahun 1750. Asli-nya hadiah dari Spanyol yang pada saat itu sudah memiliki hubungan dagang dengan pihak kerajaan. Dipergunakan sebagai alat transportasi sehari-hari Sri Sultan HB I - III. Ditarik oleh 8 ekor kuda. Kondisi seluruhnya masih asli. Per kareta terbuat dari kulit kerbau. Setiap bulan Suro setahun sekali dilakukan upacara pemandian. |
Quote:
18. Kareta Mondro Juwolo
Ini adalah kareta yang dulunya dipakai oleh Pangeran Dipenogoro. Cat-nya diperbarui pada saat diadakannya Festival Kraton Nusantara. Buatan Belanda tahun 1800. Ditarik oleh 6 ekor kuda. Fungsinya adalah sebagai alat transportasi. |
Quote:
19. Kareta Garudo Yeksa
Kareta buatan Belanda tahun 1861 pada masa Sri Sultan HB VI. Kareta ini dipergunakan untuk penobatan seorang Sultan. Ditarik 8 ekor kuda yg sama (warna, kelamin). Dilakukan upacara pemadian setiap setahun sekali setiap dibulan Suro. Disebut juga sebagai Kareta Kencana (kareta emas). Semuanya yang ada di kareta ini masih asli termasuk simbol/lambang Burung Garuda-nya yang terbuat dari emas 18 karat seberat 20kg. Bentuk mahkota-nya yang terbuat dari kuningan dengan puncaknya berbentuk seperti Tugu Monas karena konon Soekarno memang menggunakan bentuk mahkota ini untuk membuat desain Tugu Monas. Design kareta datang dari Sri Sultan HB I. Uniknya apabila pintu kareta dibuka maka akan ada tangga turun dengan sendirinya seperti yang sering dijumpai pada pintu-pintu pesawat terbang. Pengendali kuda hanya 1 orang. Kareta ini masih dipakai sampai sekarang. |
Quote:
20. Kareta Landower Wisman
Dibeli dari Belanda pada tahun 1901 pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII dan direnovasi pada tahun 2003, Dipergunakan sebagai sarana transportasi pada saat melakukan penyuluhan pertanian. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
21. Kareta Landower Surabaya
Kareta ini sudah dipesan dari masa Sri Sultan HB VII dan baru bisa dipakai pada saat masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII. Kareta ini buatan Swiss dan dipergunakan sebagai sarana transportasi penyuluhan pertanian di Surabaya. |
Quote:
22. Kareta Landower
Kareta ini buatan Belanda jaman pemerintahan Sri Sultan HB VIII pada tahun 1901. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
Quote:
23. Kareta Kyai Noto Puro
Kareta ini buatan Belanda pada masa pemerintahan Sri Sultan HBVII yang aslinya dipergunakan untuk manggala yudha atau dalam peperangan. Bentuk fisiknya sudah mengalami renovasi. Ditarik oleh 4 ekor kuda. |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya