Senin, 26 Maret 2012

Inspirasi Kisah Ah Long, Bocah Odha 6 Tahun yang Hidup Sendiri


Ah Long, seorang pengidap HIV berusia 6 tahun yang telah tinggal sendirian sejak ibu dan ayahnya meninggal karena AIDS pada tahun 2008 dan 2010 – kini dirawat di sebuah rumah amal untuk sementara waktu. Sebelum diperhatikan oleh pemerintah, anak kecil ini memasak, mencuci, dan belajar sendiri, dan ia juga memelihara beberapa ekor ayam.
Orang-orang disekitarnya mengucilkannya karena Ah Long diketahui dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di darahnya. Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang takut untuk mendekat. Satu-satunya sahabat sejatinya adalah anjingnya yang selalu setia menemani disampingnya.
Ah Long membuat api untuk memasak makan malamnya.

Rumahnya yang sangat sederhana.
Lagi menanam sayuran di sekitar rumahnya.

Ah Long bermain di depan rumahnya.
Ah Long belajar sendirian di kamarnya.
Ia telah tinggal di rumah orang tuanya di sebuah desa di kaki bukit Gunung Malu di Liuzhou, Provinsi Guangxi, Cina. Ah Long memiliki seorang nenek berumur 84 tahun, yang secara berkala mengunjunginya dan sering memasak untuknya. Neneknya juga menanam sayuran di dekat rumah untuk Ah Long.
Ah Long membawa kayu bakar, menuruni setapak di bukit ke rumahnya.
Mandi sendiri.
Karena kondisi penyakitnya, orang-orang disekitarnya tidak menghiraukannya. Sekolah tidak mau menerimanya, bahkan para orangtua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak-anak mereka. Dokter pun tidak ingin mengobati luka-lukanya dan neneknya – satu-satunya anggota keluarganya – menolak untuk tinggal bersamanya. Bahkan Departemen Kesejahteraan setempat menolak untuk merawat anak itu. Yang menjadi pendampingnya hanyalah seekor anjing yang bernama Lao Hei.
Ah Long bermain dengan Lao Hei di depan rumah mereka.
Sahabat setia dan satu-satunya.
Bermain sendirian, tanpa teman-teman sebayanya.
Bermain sendirian.
Dan lagi-lagi hanya bermain sendirian.
Parahnya, Ah Long menerima tunjangan subsistensi bulanan dari biro sipil sebesar 70 yuan (sekitar 90 ribu rupiah), yang tentu saja tidak cukup baginya.
Sejak cerita Ah Long disorot oleh media, anak itu telah menerima perhatian yang luar biasa dari masyarakat maupun pemerintah di Cina. Awal bulan Desember 2010 lalu, rumah amal di kota Liuzhou, di mana anak itu tinggal di desa kaki bukit dari Gunung Malu, setuju untuk merawatnya. Pemerintah setempat juga akan memberikan biaya hidup sebesar 1.200 yuan (sekitar 1,5 juta rupiah) setiap tahunnya pada Ah Long dan neneknya.
Netizen yang peduli juga menyumbang 24.000 yuan (sekitar 30 juta rupiah)untuk membangun rumah baru untuk Ah Long. Salah satu dari mereka, Zhang Fei, yang mengawasi konstruksi, mengatakan bahwa rumah baru ini memiliki luas sekitar 60 meter persegi. Rumah ini memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan toilet.
Rumah baru (kiri) untuk Ah Long dibangun di sebelah rumah lama (kanan).
Sekarang, ketika Ah Long telah ‘mengungsi’ ke rumah amal, nasib rumah lamanya tidak diketahui. Tetapi kita gembira untuk mengetahui bahwa penderitaan Ah Long sebagai orang buangan yatim piatu dan orang yang dikucilkan masyarakat akhirnya akan segera berakhir. Sebuah esok yang lebih baik telah menanti!
Semoga kisah nyata Ah Long ini bisa menginspirasi Odha-Odha lainnya untuk berjuang melawan stigma dan penyakit mereka.
Link referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya