Kamis, 05 Januari 2012

Menduniakan Ilmuwan Aceh

SEBANYAK 55 ilmuwan Aceh yang sedang melanjutkan pendidikan master dan doktor, dan beberapa di antaranya tercatat sebagai dosen dan professor di berbagai perguruan tinggi di negara jiran Malaysia mendeklarasikan berdirinya International Asscociation of Acehnese Scholars (IAAS) atau disebut juga Ikatan Ilmuwan Aceh Internasional.

Penggagas IAAS antara lain Dr Syafiie Syam (Universiti Putra Malaysia), Dr M Iqbal Mochtar (Universitas Islam Antara Bangsa Malaysia), Dr Azhari M Syam (Universitas Malikussaleh), Rahmat Fadhil (Universitas Syiah Kuala), Dandi Bachtiar (Universitas Lampung), dan Muhammad Sayuti Fadhil (Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe).

Organisasi ini lahir bersamaan dengan Duek Pakat Ilmuwan Aceh Malaysia yang menghasilkan salah satu kesepakatan untuk membentuk forum ilmuwan Aceh di tingkat dunia internasional.

Visi organisasi IAAS ini adalah untuk membangun kebersamaan seluruh potensi ilmuwan Aceh di seluruh dunia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang melibatkan partisipasi warga dunia. Sedangkan misinya adalah meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar-ilmuwan di berbagai negara untuk memajukan institusi pendidikan, pembangunan berkelanjutan, institusi riset, dunia usaha dan masyarakat.

Dari wadah ini diharapkan lahir spesifikasi ilmuwan Aceh lainnya, seperti Ikatan Ahli Mekanikal Aceh Internasional, Ikatan Ahli Nuklir Aceh Internasional, Ikatan Dokter Aceh Internasional, Ikatan Ahli Pertahanan Aceh Internasional, Ikatan Ahli Perkapalan Aceh Internasional, dan lain-lain.

Saat ini IAAS diketuai seorang Presiden yaitu Dr Syafiie Syam (UPM) dan Sekjend Dr M Iqbal Mochtar (UIAM). Sedangkan di jajaran penasihat tercatat tokoh-tokoh Aceh di Malaysia dan Indonesia seperti Prof Dr Tan Sri Sanusi bin Junid (Presiden Ikatan Masyarakat Aceh Malaysia atau IMAM), Prof Dr Syamsuddin Mahmud (mantan Gubernur Aceh), dan Prof Madya Puan Sri Nila Inangda Manyam Keumala Daud Beureu’eh (pensyarah di Universitas Malaya).

Dalam rentang waktu tiga bulan ke depan ilmuwan Aceh akan mengadakan pertemuan perdana tahunan di Universitas Islam Antara Bangsa Malaysia pada 26 Maret 2012 bersamaan dengan Konferensi Internasional Pembangunan Aceh (Aceh Development Internasional Conference atau ADIC) 2012 yang informasinya bisa diperoleh melalui website www.adic2012.yolasite.com. Sedangkan berbagai kegiatan yang terkait dengan Ikatan Ilmuwan Aceh Internasional bisa dilihat di laman website www.iaas-aceh.org.

Ke depan juga akan dibentuk komunitas-komunitas keilmuan berdasarkan disiplin ilmu dan kompetensi yang dimiliki oleh orang-orang Aceh di seluruh dunia. Untuk sementara ini setidaknya ada 15 komunitas di IAAS.(*)

* Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke: redaksi@serambinews.com

Editor : hasyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya