Minggu, 23 Oktober 2011

Mau lihat wajah pembunuh osama bin laden?? Masuk gan.. Jgn kaget ya.. :d

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Lazimnya seorang intelejen, sosok Michael G Vickers, sangat berbeda jauh dari gambaran agen-agen rahasia di film Hollywood.

Vickers malah lebih mirip dengan seorang pengacara yang rapi, dengan jas hitam, kemeja putih, dan kacamata. Bukan seseorang yang mengerti tentang rudal Stinger atau senjata AK-47.

Adik Vickers, Richard, yang bekerja sebagai pegawai rumah sakit, mengatakan, "Tiap kali saya mengenalkan kakak saya ke teman-teman, mereka selalu mengatakan dia sangat sopan. Mereka kira dia kerja di perpustakaan."

Dalam buku Charlie Wilson's War, yang diangkat menjadi film oleh Hollywood, Vickers digambarkan sebagai sosok agen intelejen yang romatis dan doyan film-film James Bond.

Vickers bersekolah di Hollywood High School. Dia tadinya bermimpi jadi atlet. Namun gagal dan banting setir jadi anggota pasukan khusus Baret Hijau pada 1973 di usia 19 tahun. "Saat itu jadi Baret Hijau kedengerannya sangat keren," kata dia.

Selama 10 tahun berikutnya, Vickers belajar menjadi agen intelejen yang mumpuni. Ia bisa terjun payung dengan membawa senjata nuklir. Belajar mengenai persenjataan Uni Sovyet, dan ikut serta dalam pembebasan sandera di Honduras.

Pada 1983, Vickers bergabung dengan CIA unit paramiliter. Dia dikirim ke Lebanon untuk mengumpulkan data intelejen terkait pemboman barak militer marinir AS di Beirut pada 1983. Tak lama kemudian, Vickers mulai berurusan dengan hal ihwal Mujahidin di Afghanistan.

Vickers hengkang dari CIA pada 1986. Selama 20 tahun setelah itu ia sibuk dalam sejumlah lembaga penelitian dan universitas (Vickers lulus master dari Wharton School dan doktoral dari John Hopkins School of Advanced International Studies).

Presiden George W Bush terkesan dengan keahlian Vickers saat ia diundang untuk rapat terkait situasi terkini di Irak. Vickers kemudian masuk ke dalam tim Menhan Robert Gates dan berlanjut ke pemerintahan Presiden Obama.

"Vickers adalah satu satunya orang yang mengerti soal bisnis (Alqaidah) ini," kata Wakil Direktur CIA Michael J Morell saat penyerbuan ke rumah Usamah, Mei lalu.

Jauh hari sebelum penyerbuan ke markas Usamah di Abbottabad, Vickers sudah mengurusi tetek bengek laporan intelejen dari Pakistan. Vickers yang mengusulkan agar AS mengirimkan tim Navy Seal ke rumah Usamah. Sementara banyak petinggi Departemen Pertahanan dan Pentagon AS keberatan dengan rencananya itu karena terlalu berisiko.

Kini, 10 tahun setelah peristiwa 9/11 yang menghancurkan menara kembar World Trade Center, Vickers masih terus berjibaku dengan Alqaidah. Ia disebut-sebut bakal jadi direktur CIA di masa depan. Namun ia tak mengendorkan pengintaiannya atas Alqaidah, "Mereka masih sangat berbahaya," kata dia.



Quote:
Spoiler for Profil Michael G vickers:

Spoiler for ni foto nya gan..:







Spoiler for lg keren ni:






Michael G. Vickers (born 1953) was confirmed as the Under Secretary of Defense for Intelligence by the U.S. Senate Armed Services Committee on March 16, 2011.[citation needed] Before becoming USD-I, Vickers served as United States Assistant Secretary of Defense for Special Operations and Low Intensity Conflict.[1][2] He is a former Army Special Forces non-commissioned officer and officer, as well as a Central Intelligence Agency (CIA) paramilitary operations officer from their elite Special Activities Division.[3] While in the CIA, he played a key role in the arming of the resistance to the Soviet invasion of Afghanistan.[4] His role is featured in George Crile's 2003 book Charlie Wilson's War, and in the 2007 movie adaptation in which he is played by actor Christopher Denham.
Contents

From 1973 to 1986, Mr. Vickers served as a Army Special Forces NCO, later as a commissioned officer, and CIA paramilitary operations officer. In the mid-1980s, Vickers became involved with Operation Cyclone, the CIA program to arm Islamist Mujahideen during the Soviet war in Afghanistan. He was the head military strategist for the US, coordinating an effort that involved ten countries and providing direction to forces made up of over 500,000 Afghan fighters.[5] Later he was Senior Vice President, Strategic Studies, at the Center for Strategic and Budgetary Assessments (CSBA), during which he provided advice on Iraq strategy to US President George H.W. Bush and his war cabinet.[5] In July 2007 he was confirmed by the United States Senate as Assistant Secretary of Defense, where he is the senior civilian advisor to the US Secretary of Defense on such matters as "counter-terrorism" strategy and operational employment of special operations forces, strategic forces, and conventional forces.[6] In 2004, he wrote an Op-Ed piece for USA Today in which he stated that the United States can be successful in Iraq by using a much smaller force modeled on its deployment in Afghanistan.[7]
[edit] Personal

Vickers attended the University of Alabama, where he graduated with honors, and went on to attend the Wharton Business School at the University of Pennsylvania from which he received an MBA. He earned a Ph.D. in International Relations/Strategic Studies from the Paul H. Nitze School of Advanced International Studies (SAIS) under Professor Eliot A. Cohen. He is married with five daughters.

Spoiler for bahasa indonesia nya:

Michael G. ("Mike") Vickers dinominasikan oleh Presiden Barack Obama sebagai Menteri Pertahanan untuk bawah Intelijen (USDI) pada 29 September 2010, dan dengan suara bulat dikonfirmasi oleh Senat Amerika Serikat pada tanggal 17 Maret 2011. Sekretaris Vickers menjabat sebagai Penjabat USDI dari Januari 28, 2011, sampai Maret 17, 2011, dan Asisten Sekretaris sebagai pertama dan satu-satunya Pertahanan untuk Operasi Khusus / Rendah-Intensitas & Kemampuan Saling (ASD SO / LIC & IC) dari 23 Juli 2007 sampai Maret 17, 2011. Pelayanan-Nya telah berlangsung dari kedua administrasi Presiden George W. Bush dan Presiden Barack Obama.

Sebagai USDI, Sekretaris Vickers adalah penasihat intelijen utama bagi Menteri Pertahanan. Dia latihan otoritas, arah, dan kontrol atas nama Menteri Pertahanan atas semua organisasi intelijen dalam Departemen Pertahanan, termasuk Badan Keamanan Nasional, Badan Intelijen Pertahanan, National Geospatial Intelligence Agency, National Reconnaissance Office, dan intelijen komponen dari perintah pejuang dan jasa militer. Sekretaris Vickers adalah Program Eksekutif untuk Program Intelijen Militer. Dia juga membenci ganda sebagai Direktur Intelijen Pertahanan di Kantor Direktur Intelijen Nasional, dan laporan ke DNI dalam kapasitas ini. Dia adalah antarmuka utama Departemen dengan Badan Intelijen Pusat dan elemen lain dari Komunitas Intelijen, dan mewakili Departemen pada intelijen dan operasi yang sensitif pada pertemuan Komite Deputi dan Kepala dari Dewan Keamanan Nasional.

Sebagai ASD (SO / LIC & IC) dari 23 Juli, 2007 sampai Maret 17, 2011, Sekretaris Vickers telah pengawasan operasi global, dan menjabat sebagai penasihat sipil senior Menteri Pertahanan pada kontraterorisme, peperangan tidak teratur dan kegiatan khusus. Ia memainkan peran sentral dalam membentuk strategi AS untuk perang dengan al Qaeda, dan perang di Afghanistan. Dia memiliki kemampuan pengawasan operasional inti (pasukan strategis, pasukan konvensional, dan pasukan operasi khusus) dari Departemen Pertahanan, serta fungsional kombatan perintah (Amerika Serikat Komando Strategis, Komando Operasi Khusus, Komando Pasukan Gabungan dan Komando Transportasi) . Dengan Wakil Ketua Gabungan Kepala Staf, ia pengawasan dari aplikasi kekuatan (manuver dan kebakaran) wilayah kemampuan bersama.

Dari tahun 1973 sampai 1986, Sekretaris Vickers menjabat sebagai Pasukan Khusus Non-Ditugaskan Petugas, Petugas Pasukan Khusus, dan CIA Operations Officer. Dia memiliki pengalaman operasional dan tempur di Amerika Tengah dan Karibia, Timur Tengah, dan Tengah dan Asia Selatan. Pengalaman operasional Nya meliputi aksi rahasia dan spionase, perang konvensional, kontraterorisme, kontra, dan pertahanan internal yang asing. Selama pertengahan 1980-an, Sekretaris Vickers adalah strategi utama untuk program aksi rahasia terbesar dalam sejarah CIA: operasi paramiliter yang mendorong tentara Soviet keluar dari Afghanistan. Dari 1996-2007, Sekretaris Vickers adalah Wakil Presiden Senior, Strategic Studies, di Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran.

Sekretaris Vickers memegang gelar Bachelor of Arts, dengan pujian, dari University of Alabama, Master of Business Administration dari Wharton School dari University of Pennsylvania, dan Doctor of Philosophy dalam Hubungan Internasional / Studi Strategis dari Johns Hopkins University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya