Spoiler for 1:
Keaslian pemikiran RA Kartini dalam surat-suratnya diragukan.
Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Kita hanya disuguhi tulisan-tulisan yang bersumber dari buku yang diterbitkan oleh Abendanon semata, bukan tulisan asli kartini.
Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Kita hanya disuguhi tulisan-tulisan yang bersumber dari buku yang diterbitkan oleh Abendanon semata, bukan tulisan asli kartini.
Kontroversi-2.
Spoiler for 2:
RA Kartini dianggap tidak konsiten dalam memperjuangkan pemikiran akan
nasib perempuan Jawa. Dalam banyak tulisannya beliau selalu
mempertanyakan tradisi Jawa (dan agama Islam) yang dianggap menghambat
kemajuan perempuan seperti tak dibolehkan bersekolah, dipingit ketika
mulai baligh, dinikahkan dengan laki-laki tak dikenal, menjadi korban
poligami.
Kartini juga mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Namun demikian, bertolak belakang dengan pemikirannya, RA Kartini rupanya menerima untuk dinikahkan (bahkan dipoligami) dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903, pada usia 24 tahun.
Kartini juga mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Namun demikian, bertolak belakang dengan pemikirannya, RA Kartini rupanya menerima untuk dinikahkan (bahkan dipoligami) dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903, pada usia 24 tahun.
Kontroversi-3.
Spoiler for 3:
RA Kartini dianggap hanya berbicara untuk ruang lingkup Jawa saja,
Beliau tak pernah menyinggung suku atau bangsa lain di Indonesia/Hindia Belanda. Pemikiran-pemikirannya dituangkan dalam rangka memperjuangan nasib perempuan Jawa, bukan nasib perempuan secara keseluruhan.
Beliau tak pernah menyinggung suku atau bangsa lain di Indonesia/Hindia Belanda. Pemikiran-pemikirannya dituangkan dalam rangka memperjuangan nasib perempuan Jawa, bukan nasib perempuan secara keseluruhan.
Kontroversi-4.
Spoiler for 4:
Tidak jelas persinggungan RA Kartini dengan perlawanan melawan
penjajahan Belanda seperti umumnya pahlawan yang kita kenal. Tak pernah
terlihat dalam tulisan dan pemikirannya adanya keinginan RA Kartini
untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda saat itu,
apalagi membopong senjata sebagaimana Pahlawan Wanita lainnya seperti;
Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Emmy Saelan atau
Christina Martha Tiahahu.
Kontroversi-5.
Spoiler for 5:
RA Kartini lebih terkenal dengan pemikiran-pemikiran nya, sedang Dewi
Sartika, Cut Nyak Dhien, dan Cut Meutia tidak hanya berfikit tetapi
langkah gerak mereka lebih progressif.mereka tak hanya giat berpikir,
tetapi melakukan perlawan terhadap penjajah
Kontroversi-6.
Spoiler for 6:
Penetapan tanggal kelahiran RA Kartini 21 April sebagai hari besar
terkesan terlalu melebih-lebihkan sosok beliau, sementara masih ada
pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini. Menurut
mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang
saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah.
ini adalah salah satu komentar terbaik, saya rasa ROHANA Kudus berhak untuk menjadi Pahlawan wanita Indonesia
Spoiler for Rohana Kudus:
Quote:
pernahkah
agan mendengar ROHANA KUDUS? kalau kriteria yang agan sebutkan diatas
membuat Kartini menjadi pahlawan emansipasi wanita, maka hal tersebut
sangatlah aneh menimbang apa yang telah dilakukan Rohana Kudus.., Rohana
Kudus merupakan pendiri koran pertama wanita, memperjuangkan hak wanita
demi mendapat pendidikan formal, dengan mendirikan sebuah sekolah yang
bisa dimasuki wanita.., CMIIW
nah, ane sampai sekarang belum mengerti apa tindakan nyata Ra Kartini untuk wanita umumnya? info lebih mendalam soal Rohana Kudus agan dapat baca di sini http://archive.kaskus.us/thread/3917413 (credit to agan 16sekawan) |
bagaimana agan dan sist
PANTASKAH RA. KARTINI MENJADI PAHLAWAN ?
PANTASKAH RA. KARTINI MENJADI PAHLAWAN ?
SUMBER
perlu ditinjau kembali sebutan pahlawan emansipasi wanita buat kartini
BalasHapusSaya rasa memang perlu ditinjau kepahlawanan yg diberikan ke kartini, karena dari tindakan nyata jauh lebih pantas rohana kudus...tp sejarah emang berpihak pada pihak berkuasa
BalasHapusSaya rasa memang perlu ditinjau kepahlawanan yg diberikan ke kartini, karena dari tindakan nyata jauh lebih pantas rohana kudus...tp sejarah emang berpihak pada pihak berkuasa
BalasHapus