SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Masih ingatkah dengan Cut Putri? Ketika terjadi bencana tsunami di Banda Aceh Tahun 2004, namanya melambung.
Pasalnya ia adalah warga yang berhasil merekam detik-detik pertama tsunami Aceh pada tahun 2004 menggunakan handycam. Hampir seluruh media elektronik saat itu menayangkan hasil rekamannya tersebut sebagai berita.
Secara tak sengaja, ternyata tindakan cut putri tersebut telah menjadi bibit tumbuhnya citizen reporter di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Medan, Abdul Haera HR. Pada acara Workshop Citizen Reporter Tribun Medan, Rabu (14/12) di Hotel Delta, Jalan juanda, Medan.
Saat ini, tambah Haera, media cetak, online maupun elektronik sudah mulai mengadopsi citizen reporter tersebut. Satu diantaranya adalah Harian Tribun Medan.
"Citizen reporter sama artinya dengan jurnalisme parsipatoris, dimana penulisnya sebagai subjek sekaligus menjadi objek," kata Haera.
Perbedaannya dengan jurnalisme yang ditulis oleh wartawan adalah cenderung merupakan opini penulisnya dan melibatkan perasaan. "Makanya kalau citizen reporter boleh menggunakan kata Saya dan lain sebagainya," jelas Haera.
Karenanya, citizen reporter memiliki beberapa kelebihan. Penulis menjadi narasumber kunci, mampu menangkap aura atau suasana yang sebenarnya dan bisa memenuhi keinginan pembaca. Karena selama ini pembaca hanya bisa membaca hasil liputan wartawan.
Workshop Citizen Reporter ini berlangsung dua hari. Mulai hari ini, Rabu (14/12) hingga Kamis (15/12). Adapun peserta Humas Pemkab Langkat, Pematangsiantar, Serdangbedagai, Binjai, Deliserdang, Dairi, dan Samosir.
Selain mendapatkan materi tentang citizen reporter, peserta juga akan mengunjungi redaksi dan percetakan Tribun Medan
Pasalnya ia adalah warga yang berhasil merekam detik-detik pertama tsunami Aceh pada tahun 2004 menggunakan handycam. Hampir seluruh media elektronik saat itu menayangkan hasil rekamannya tersebut sebagai berita.
Secara tak sengaja, ternyata tindakan cut putri tersebut telah menjadi bibit tumbuhnya citizen reporter di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Medan, Abdul Haera HR. Pada acara Workshop Citizen Reporter Tribun Medan, Rabu (14/12) di Hotel Delta, Jalan juanda, Medan.
Saat ini, tambah Haera, media cetak, online maupun elektronik sudah mulai mengadopsi citizen reporter tersebut. Satu diantaranya adalah Harian Tribun Medan.
"Citizen reporter sama artinya dengan jurnalisme parsipatoris, dimana penulisnya sebagai subjek sekaligus menjadi objek," kata Haera.
Perbedaannya dengan jurnalisme yang ditulis oleh wartawan adalah cenderung merupakan opini penulisnya dan melibatkan perasaan. "Makanya kalau citizen reporter boleh menggunakan kata Saya dan lain sebagainya," jelas Haera.
Karenanya, citizen reporter memiliki beberapa kelebihan. Penulis menjadi narasumber kunci, mampu menangkap aura atau suasana yang sebenarnya dan bisa memenuhi keinginan pembaca. Karena selama ini pembaca hanya bisa membaca hasil liputan wartawan.
Workshop Citizen Reporter ini berlangsung dua hari. Mulai hari ini, Rabu (14/12) hingga Kamis (15/12). Adapun peserta Humas Pemkab Langkat, Pematangsiantar, Serdangbedagai, Binjai, Deliserdang, Dairi, dan Samosir.
Selain mendapatkan materi tentang citizen reporter, peserta juga akan mengunjungi redaksi dan percetakan Tribun Medan
Editor : mufti
Sumber : Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya