OLEH ZAHRA FONA IDRIS, Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, alumnus Technische Universität Dresden-Jerman, melaporkan
FLOEHMARKT (flöhmarkt) adalah pasar yang menjual barang bekas layak pakai di Jerman. Mirip pasar loak kalau di Indonesia. Digelar seminggu sekali di tempat khusus atau di tempat yang diumumkan melalui website dan iklan-iklan yang ditempel di tempat-tempat umum.
Pasar ini cukup meriah pada musim panas. Tapi pada musim dingin, apalagi saljunya tebal, para penjual tak ada yang berani beroperasi. Karena pasarnya di tempat terbuka, sehingga orang tak akan bertahan lama-lama di udara terbuka pada musim dingin.
Floehmarkt juga terkadang digelar di sekolah atau kompleks rumah sakit, namun tidak rutin.
Di tempat saya kuliah, Dresden, pasar floehmarkt digelar setiap hari Sabtu di pinggir sungai Elbe. Mengunjungi floehmarkt sangatlah menyenangkan. Bisa kita lakukan sambil jogging atau bersepeda santai sembari menikmati pemandangan di sekitar sungai tersebut.
Keberadaan pasar ini sangat penting bagi orang-orang Jerman. Apalagi bagi pelajar dan mahasiswa asing yang baru tiba di sana. Floehmarkt sangatlah membantu. Segala jenis baju, jaket, sepatu segala musim, syal, dan topi musim dingin dengan berbagai merek tersedia dengan harga luar biasa murah. Ketelitian dan kepiawaian memilih sangatlah penting untuk memperoleh barang yang bagus di ajang floehmarkt ini. Harga barang-barang tersebut berkisar 50 sen sampai 10 euro. Padahal, untuk jaket musim dingin dengan model standar, harga di toko tak kurang dari 50 euro. Begitu pula alat-alat rumah tangga, seperti panci, kompor listrik, gelas, piring, pisau dapur, dan sebagainya, kebanyakan berharga 1 sampai 2 euro (1 euro kira-kira 12 ribu rupiah).
Berbagai macam buku, termasuk buku anak-anak dan novel terkenal sering dijual di floehmarkt, selain buku-buku lainnya. Harga barang-barang itu tak jauh dari 1 euro.
Beberapa jenis barang biasanya dapat ditawar bahkan sampai setengah harga. Sepeda bekas juga sangat günstig (terjamin dan berkualitas dengan harga murah) untuk dibeli di pasar ini, dengan harga 15-50 euro. Harga sepeda baru di toko tak kurang dari 150 euro. Karena itu, rata-rata mahasiswa memilih membeli sepeda di pasar ini.
Ada aturan bagi penjual barang di sana, yakni tidak boleh menjual barang-barang baru. Meskipun kadang terlihat ada barang baru dipajang di sana, tapi tidak banyak. Umumnya perhiasan.
Barang-barang yang dijual di floehmarkt kadang-kadang dijual oleh pemiliknya karena tak digunakan lagi atau karena hendak pindah ke tempat lain yang jauh. Penjual barang di floehmarkt terdiri atas penjual khusus maupun penjual musiman atau penjual dadakan yang menjual barang-barang milik sendiri. Tak jarang penjual adalah anak-anak yang ditemani orang tuanya. Mereka menjual baju anak-anak, buku-buku, dan mainan bekas. Barang-barang itu umumnya milik mereka sendiri yang sudah tak dipakai lagi.
Kehadiran floehmarkt sangat membantu menukar alih barang-barang yang masih layak pakai kepada orang-orang yang memerlukan. Mendatangi dan membeli barang-barang di floehmarkt bukanlah suatu hal aneh ataupun dicap rendah bagi masyarakat Jerman. Mereka terbiasa menggunakan sesuatu barang berdasarkan fungsinya, bukan karena gengsi. Karena itu, konsumen floehmarkt dapat berasal dari kalangan bawah sampai orang-orang kaya. Mereka tak pernah gengsi untuk membeli barang di floehmarkt.
Sangat saya sayangkan, daerah kita yang boleh dikata tidak semaju Jerman, bahkan jauh sekali standar hidup kita dengan Jerman, tapi orang-orang kita kurang familiar dengan pasar loak. Bahkan dapat saya katakan orang-orang kita alergi dengan barang pasar loak. Pasar yang satu ini diumpamakan penyakit menular yang menjijikkan. Barang-barang yang dijual di sana, terutama pakaian, layaknya bekas dipakai orang berpenyakit kulit tak tersembuhkan. Sungguh aneh pandangan sebagian masyarakat kita. Seharusnya kita mendukung keberadaan pasar loak, menjauhkan imej buruk terhadap barang-barang yang dijual di sana. Sungguh suatu kebutuhan untuk membuat pasar ini tumbuh subur dan berkembang.
Pasar loak lebih berfungsi sosial meskipun tetap menunjang ekonomi. Ia dapat menjadi distributor barang-barang layak pakai kepada orang-orang yang memerlukan. Sudah saatnya pemerintah dan masyarakat kita memikirkan hal-hal kecil menyangkut kebutuhan masyarakat luas. Hal-hal yang selama ini abai dan remeh, padahal ia punya andil besar dalam membantu kesejahteraan masyarakat.
* Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke: redaksi@serambinews.com
FLOEHMARKT (flöhmarkt) adalah pasar yang menjual barang bekas layak pakai di Jerman. Mirip pasar loak kalau di Indonesia. Digelar seminggu sekali di tempat khusus atau di tempat yang diumumkan melalui website dan iklan-iklan yang ditempel di tempat-tempat umum.
Pasar ini cukup meriah pada musim panas. Tapi pada musim dingin, apalagi saljunya tebal, para penjual tak ada yang berani beroperasi. Karena pasarnya di tempat terbuka, sehingga orang tak akan bertahan lama-lama di udara terbuka pada musim dingin.
Floehmarkt juga terkadang digelar di sekolah atau kompleks rumah sakit, namun tidak rutin.
Di tempat saya kuliah, Dresden, pasar floehmarkt digelar setiap hari Sabtu di pinggir sungai Elbe. Mengunjungi floehmarkt sangatlah menyenangkan. Bisa kita lakukan sambil jogging atau bersepeda santai sembari menikmati pemandangan di sekitar sungai tersebut.
Keberadaan pasar ini sangat penting bagi orang-orang Jerman. Apalagi bagi pelajar dan mahasiswa asing yang baru tiba di sana. Floehmarkt sangatlah membantu. Segala jenis baju, jaket, sepatu segala musim, syal, dan topi musim dingin dengan berbagai merek tersedia dengan harga luar biasa murah. Ketelitian dan kepiawaian memilih sangatlah penting untuk memperoleh barang yang bagus di ajang floehmarkt ini. Harga barang-barang tersebut berkisar 50 sen sampai 10 euro. Padahal, untuk jaket musim dingin dengan model standar, harga di toko tak kurang dari 50 euro. Begitu pula alat-alat rumah tangga, seperti panci, kompor listrik, gelas, piring, pisau dapur, dan sebagainya, kebanyakan berharga 1 sampai 2 euro (1 euro kira-kira 12 ribu rupiah).
Berbagai macam buku, termasuk buku anak-anak dan novel terkenal sering dijual di floehmarkt, selain buku-buku lainnya. Harga barang-barang itu tak jauh dari 1 euro.
Beberapa jenis barang biasanya dapat ditawar bahkan sampai setengah harga. Sepeda bekas juga sangat günstig (terjamin dan berkualitas dengan harga murah) untuk dibeli di pasar ini, dengan harga 15-50 euro. Harga sepeda baru di toko tak kurang dari 150 euro. Karena itu, rata-rata mahasiswa memilih membeli sepeda di pasar ini.
Ada aturan bagi penjual barang di sana, yakni tidak boleh menjual barang-barang baru. Meskipun kadang terlihat ada barang baru dipajang di sana, tapi tidak banyak. Umumnya perhiasan.
Barang-barang yang dijual di floehmarkt kadang-kadang dijual oleh pemiliknya karena tak digunakan lagi atau karena hendak pindah ke tempat lain yang jauh. Penjual barang di floehmarkt terdiri atas penjual khusus maupun penjual musiman atau penjual dadakan yang menjual barang-barang milik sendiri. Tak jarang penjual adalah anak-anak yang ditemani orang tuanya. Mereka menjual baju anak-anak, buku-buku, dan mainan bekas. Barang-barang itu umumnya milik mereka sendiri yang sudah tak dipakai lagi.
Kehadiran floehmarkt sangat membantu menukar alih barang-barang yang masih layak pakai kepada orang-orang yang memerlukan. Mendatangi dan membeli barang-barang di floehmarkt bukanlah suatu hal aneh ataupun dicap rendah bagi masyarakat Jerman. Mereka terbiasa menggunakan sesuatu barang berdasarkan fungsinya, bukan karena gengsi. Karena itu, konsumen floehmarkt dapat berasal dari kalangan bawah sampai orang-orang kaya. Mereka tak pernah gengsi untuk membeli barang di floehmarkt.
Sangat saya sayangkan, daerah kita yang boleh dikata tidak semaju Jerman, bahkan jauh sekali standar hidup kita dengan Jerman, tapi orang-orang kita kurang familiar dengan pasar loak. Bahkan dapat saya katakan orang-orang kita alergi dengan barang pasar loak. Pasar yang satu ini diumpamakan penyakit menular yang menjijikkan. Barang-barang yang dijual di sana, terutama pakaian, layaknya bekas dipakai orang berpenyakit kulit tak tersembuhkan. Sungguh aneh pandangan sebagian masyarakat kita. Seharusnya kita mendukung keberadaan pasar loak, menjauhkan imej buruk terhadap barang-barang yang dijual di sana. Sungguh suatu kebutuhan untuk membuat pasar ini tumbuh subur dan berkembang.
Pasar loak lebih berfungsi sosial meskipun tetap menunjang ekonomi. Ia dapat menjadi distributor barang-barang layak pakai kepada orang-orang yang memerlukan. Sudah saatnya pemerintah dan masyarakat kita memikirkan hal-hal kecil menyangkut kebutuhan masyarakat luas. Hal-hal yang selama ini abai dan remeh, padahal ia punya andil besar dalam membantu kesejahteraan masyarakat.
* Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke: redaksi@serambinews.com
Editor : bakri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya