Rabu, 14 Desember 2011

6th Asean Para Games Indonesia 2011 di Kota Solo!





6th Asean Para Games Indonesia 2011
  di Kota Solo!



thread saya kali ini mengenai Asean Para Games 2011 yang akan diadakan di Indonesia lebih tepatnya diadakan di Kota Solo tercinta dan ini link menuju subforum Regional Solo === SELAMAT DATANG - 6th Asean Para Games Indonesia 2011 di Kota Solo!

event nya ini tinggal 4 hari lagi tanggal 12 - 22 Desember 2011 tapi tidak terlalu bergaung rupanya

mungkin buat temen - temen kaskuser banyak yang masih bingung dengan Asean Paragames ini sendiri, baiklah berikut ini akan saya jelaskan

Quote:

The ParaGames ASEAN adalah acara multi-olahraga dua tahunan yang diselenggarakan setelah setiap Asia Tenggara Games untuk atlet dengan cacat fisik. Permainan yang diikuti oleh 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Games Para, patterned setelah Paralimpiade, yang dimainkan oleh atlet penyandang cacat penyandang cacat mobilitas, cacat visual, yang diamputasi dan mereka dengan cerebral palsy.

The ParaGames ASEAN berada di bawah pengaturan ASEAN Para Olahraga Federation (APSF). Permainan yang diselenggarakan oleh negara yang sama di mana SEA Games berlangsung.

Current Games

* 5 ASEAN ParaGames awalnya dijadwalkan untuk Laos diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 15-19 Agustus, 2009. Laos diharapkan menjadi tuan rumah SEA Games 2009, tetapi memohon off dari hosting ASEAN Paragames ke-5 karena kesulitan keuangan dan kurang pengalaman dalam memberikan dukungan yang diperlukan untuk atlet penyandang cacat.

Future Games

* 6th ASEAN ParaGames - Solo and Palembang, Indonesia in 2011
* 7th ASEAN ParaGames - Ho Chi Minh City, Vietnam in 2013

Previous Games
ASEAN 1 ParaGames, yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 25 Oktober 2001 dengan tanggal 30 Oktober 2001, adalah olahraga utama awal acara ASEAN Para Sports Federation (APSF).

The APSF dikandung dalam pertemuan khusus Komite Paralimpik Nasional negara-negara ASEAN selama Paralympiad Malaysia 10 dan ASEAN Kota Invitational. ASEAN Para Games, "parallel" acara olahraga bagi penyandang cacat setelah setiap Asian Games Tenggara (SEA Games), adalah pola setelah Paralimpiade dan Permainan FESPIC.

* 2nd ASEAN ParaGames - Hanoi, Vietnam from December 19–27, 2003. Timor Leste was formally included in the Games increasing its member countries to eleven.
* 3rd ASEAN ParaGames - Manila, Philippines from December 14–20, 2005.
* 4th ASEAN ParaGames - Nakhon Ratchasima, Thailand from January 20–26, 2008.

dan dalam persiapan Asean Para Games ini sendiri, Kota Solo tidak main-main dalam mempersiapkannya

Quote:
Solo Tidak Main-Main

SOLO – Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa kejuaraan para games adalah pelengkap dari sebuah ajang olahraga multievent. Namun melihat bagaimana kota Solo menyambut gelaran ASEAN Para Games VI/2011, rasanya anggapan itu terbantahkan.

Mereka begitu serius dan antusias mempersiapkan segala sesuatunya terkait pesta olahraga para paralympian itu. Maka tak salah jika akhirnya semua pihak berharap ASEAN Para Games 2011 mendatang akan menjadi sebuah ajang yang menarik untuk dinikmati.

Lazimnya, tuan rumah ajang para games adalah pengelola dari ajang olahraga multievent. Contoh saja Beijing yang menjadi tuan rumah Olimpiade 2008 sekaligus Paralympic Games 2008. Atau yang terakhir Guangzhou yang menghelat Asian Games 2010 sekaligus bertindak sebagai tuan rumah Asian Para Games 2010.

Namun apa yang dilakukan oleh Indonesia berbeda. Jakarta dan Palembang yang menjadi tuan rumah SEA Games XXVI/2011 tidak ditunjuk sebagai tempat untuk menyelenggarakan ASEAN Para Games. Dipilihnya kota Solo sebagai tuan rumah ASEAN Para Games juga punya tujuan jelas, pemerintah ingin ASEAN Para Games tidak sekadar pelengkap sebuah pesta olahraga multievent melainkan bisa berdiri sejajar dengan SEA Games sebagai pesta atlet paralympian yang ada di Asia Tenggara.

Dan Solo pun menjawab tantangan tersebut. Mereka dengan sungguh-sungguh menyambut ajang ini. Berbagai persiapan awal pun telah mereka lakukan guna pesta olahraga yang bakal berlangsung pada 12-22 Desember mendatang tersebut.

“Kami siap mendukung penuh dan menyukseskan acara ini,” tutur Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) Jawa Tengah Budi Santoso. “Tujuh venue dalam pengerjaan saat ini dan pembangunannya berada dalam kisaran 15-25 persen. Semoga bisa selesai sesuai rencana pada bulan Oktober.”

ASEAN Para Games kali ini sendiri akan mempertandingkan 11 cabang olahraga yaitu renang, atletik, tenis kursi roda, voli duduk, angkat besi, panahan, catur, bulu tangkis, tenis meja, goal ball, dan boling.

“Untuk empat cabang yang disebut terakhir, venue penyelenggaraannya akan menggunakan bangunan swasta sementara tujuh lainnya merupakan milik pemerintah,” ujar Budi. “Yang terpenting saat ini saya berharap akan terus ada rapat koordinasi antara pihak-pihak terkait agar persiapan semakin matang.”

Solo pun sama sekali tak khawatir harus mempersiapkan segala sesuatunya terkait sarana dan prasarana untuk mendukung kedatangan para atlet paralympian. Maklum, sarana dan prasarana akan memegang peran penting di penyelenggaraan ini. Sebut saja pengadaan bus khusus yang mengangkut atlet-atlet paralympian. “Untuk sarana dan prasarana, ada back-up dana dari APBD,” ucap Budi menegaskan. *ega



Rencana Venue ASEAN Para Games VI/2011

Renang Tirtomoyo Manahan

Atletik Stadion Manahan

Tenis kursi roda Manahan Sport Center

Voli duduk Stadion Manahan

Angkat besi Hall Gedung Wanita

Panahan Stadion Sriwedari



Catur Ballroom City Hall

Bulu tangkis GOR Sritex

Tenis meja Diamond Convention Center

Goal ball GOR Sritex

Boling Bengawan Sport Center
Bahkan Walikota Solo sendiri menyatakan Bahwa Asean Para Games ini milik masyarakat

Quote:
ASEAN Para Games ke-VI/2011 rencananya akan digelar di kota Solo Jawa Tengah, sebulan setelah pelaksanaan SEA GAMES di Palembang. Untuk menghadapi event akbar bagi “patriot-patriot” olahraga penyandang disabilitas (cacat) se Asia Tenggara (Asean), pemerintah kota Surakarta selaku tuan rumah terus berbenah mempersiapkan segala sarana, prasarana maupun kebutuhan lainnya sehingga pelaksanaan event tersebut bisa berjalan dengan sukses. “Saya mengikuti terus perkembangan persiapan panitia lokal, karena itu saya minta mereka terus berkordinasi dengan panitia pusat maupun kepanitian di tingkat provinsi Jawa Tengah,” ujar Walikota Solo, Joko Widodo saat menerima pihak INASPOC (Indonesia Asean Paragames Organizing Committe) di rumah dinasnya, Jl. Slamet Riyadi, Jumat (28/10).

Menyambut event ASEAN Para Games tersebut, menurut Walikota “Jokowi”, begitu biasa ia disapa, harus digaungkan informasinya mulai sekarang sehingga masyarakat tahu akan adanya event berskala internasional tersebut. Oleh karena itu, ia pun menyambut gembira dan merespons positif ketika pihak INASPOC menyampaikan bahwa akan ada kirab obor api Paragames beberapa hari sebelum hari pelaksanaan pembukaan ASEAN Para Games di stadion Manahan. “Saya mengusulkan agar kirab tersebut dikemas sebagai kirab budaya sehingga menunjukkan keterlibatan masyarakat secara aktif. Dengan demikian, kami berharap Paragames ini bukan saja milik INASPOC, atau NPC atau panitia saja, akan tetapi event ini menjadi milik masyarakat,” ujar Jokowi.

Kirab api obor ASEAN Paragames tersebut, kata Walikota Jokowi, sengaja dikemas dalam bentuk kirab budaya dengan melibatkan pasukan maupun abdi dalem keraton, karena diharapkan menjadi event “pemanasan” menjelang “open ceremony” yang akan menjadi “peak performance” atraksi kebudayaan yang juga akan memeriahkan acara pembukaan di stadion Manahan Solo. “Kalau pembukaan SEA GAMES di Palembang bernuansa teknologi modern dengan kembang api, maka pembukaan Paragames di Solo akan lebih cenderung bernuansa “cultural performance” sebagai ciri dari Solo sebagai “The Spirit of Java”,” tandas Jokowi.
maka dari itu, kita sebagai kaskuser dan warga Kota Solo ikut menyukseskan acara ini ya








BW killer
Spoiler for brosur:






all source :

Quote:
PENGERTIAN DIFABEL



Difabilitas adalah suatu bentuk kesempurnaan yang diberikan Tuhan kepada sekelompok makhluknya. Artinya, dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya tidak ada istilah “cacat”, karena semua orang diciptakan dengan kesempurnaannya masing-masing. Akan tetapi, ketidak dewasaan yang ada pada diri masyarakat yang kemudian membeda-bedakan satu sama lain. Sebagai contoh adanya istilah “penyandang cacat” merupakan salah satu contoh bentuk diskriminasi atau perlakuan yang berbeda. Karena istilah tersebut mengandung arti sekelompok manusia yang mengalami kekurangan fisik dan/atau mental, yang harus dikasihani dan bukan untuk diberi akses untuk dapat hidup wajar seperti orang lain pada umumnya.
Difabel (people with different ability) Secara harfiah berarti orang dengan kemampuan berbeda. Dari pengertian ini kemudian timbul pertanyaan: “bukankah semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda?” Pertanyaan ini kemudian dijawab dengan pengertian difabel secara istilah, yaitu: seseorang yang mengalami kekurangan pada fisik dan/atau mentalnya, sehingga dia menjadi terdiskriminasi atau diperlakukan secara berbeda oleh masyarakat. Dari pengertian ini jelaslah bahwa difabel bukanlah orang yang cacat, melainkan mereka yang selama ini didiskriminasi oleh lingkungan masyarakat mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan hak-haknya untuk mendapatkan akses dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan.
Di masyarakat, kita serign menjumpai adanya seorang difabel yang tidak mendapatkan dukungan untuk melakukan segala sesuatu. Salah satu kasus yang pernah terjadi di masyarakat yaitu adanya suatu keluarga yang mempunyai seorang anak yang difabel, kemudian mereka sengaja mengurung anaknya karena malu. Hal ini menyebabkan anaknya tidak dapat hidup wajar sebagaimana teman-temannya yang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya factor psikis yang tidak normal. Di samping itu, pamahaman masyarakat yang selama ini keliru juga berpengaruh besar terhadap perkembangan anak difabel. Selama ini masyarakat memandang bahwa difabel merupakan orang lemah yang perlu dikasihani. Mereka tidak memikirkan “bagaimana caranya agar dapat membuat difabel menjadi bagian dari mereka, dapat hidup wajar, mempunyai kehidupan dan penghidupan yang layak!”
Selama ini masyarakat pemerintagh maupun masyarakat biasa tidak pernah memasukkan prespektif difabel dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Hal ini terbukti dengan adanya undang-undang dan/atau peraturan-peraturan pemerintah yang tidak sesuai dengan kondisi difabel. Hal ini disebabkan undang-undang dan/atau peraturan-peraturan tersebut disusun tanpa memperhatikan prespektif difabel sebagai salah satu bagian yang semestinya include di dalamnya. Selain itu, penyusunan undang-undang dan/atau peraturan-peraturan tersebut tidak merujuk kepada UU Penyandang Cacat no 4 tahun 1997 dan PP no 43 tahun 1998.
Selain hal yang saya sebutkan di atas, masih banyak permasalahan-permasalahan yang saya alami yang merupakan bentuk pelanggaran HAM terhadap difabel. Bagaimanapun juga difabel adalah bagian dari masyarakat, sehingga mereka juga harus mendapatkan perhatian yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Namun yang terjadi tidaklah demikian. Kita dapat menyaksikan betapa selama ini pendidikan sangat diskriminatif. Hal ini terbukti dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan pemerintah yang tidak semuanya dapat menerima difabel sebagai pererta didiknya, terutama bagi mereka yang mengalami tunarungu. Memang, akhir-akhir ini banyak sekali dibuka sekolah-sekolah yang menerapkan system pendidikan inklusi, namun pada kenyataannya system pendidikan inklusi belum mendapatkan perhatian yang maksimal, terbukti dengan tidak adanya berbagai fasilitas-fasilitas yang menunjang pendidikan bagi difabel, seperti alat peraga dan sebagainya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, difabel seringkali ditiadakan keberadaannya. Hal ini dapat kita saksikan bersama dengan adanya pemerintah desa ataupun kecamatan yang sama sekali tidak pernah memperhatikan difabel sdsebagai salah satu bagian dari masyarakatmereka . Mereka hanya melihat masyarakat mayoritas dalam mengeluarkan kebijakan.
Di samping itu, pembangunan sarana-prasarana umum juga selama ini tidak pernah memperhatikan aspek difabel sebagai salah satu unsure masyarakat yang juga berkepentingan atas fasilitas-fasilitas umum. Hal ini menyebabkan adanya bangunan-bangunan yang tidak aksesibel bagi difabel. Sebagai contoh, adanya masjid-masjid yang dibangun tanpa ram (bidang miring untuk para pengguna kursi roda), gedung-gedung pemerintah, layanan angkutan kota yang masih diskriminatif, dan berbagai fasilitas umum lainnya.
Dengan adanya permasalahan-permasalahan di atas, jelaslah bagi kita bahwa selama ini difabel hanya menjadi bagian masyarakat yang terisolir. Karena segala bentuk kebijakan-kebijakan yang timbul sama sekali tidak memperhatikan aspek prespektif difabel sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang majemuk. Hal ini disebabkan oleh keberadaan difabel yang merupakan masyarakat minoritas , sehingga kepentingan-kepentingannya dikalahkan dengan kepentingan-kepentingan mereka yang mayoritas. Padahal jika kita amati bersama, bicara tentang aksesibilitas berarti juga berbicara kepentingan masyarakat secara menyeluruh. Contoh, jika kita membicarakan tentang penyediaan ram bagi para pengguna kursi roda, sama halnya dengan kita membicarakan kepentingan para ibu-ibu yang sedang hamil atau para jompo yang juga tentunya akan sangat terbantu dengan adanya ram tersebut.
Untuk itu, guna mengatasi permasalahan-permasalahan diatas, perlu adanya suatu gerakan under ground untuk mempengaruhi cara berfikir dan cara kerja pemerintah agar lebih sensitive difabel. Kita perlu membangun kekuatan infra struktur politik untuk menyuarakan isu-isu difabel dan juga untuk memonitoring pelaksanaan undang-undang dan atau peraturan-peraturan tentang difabel.
source : PENGERTIAN DIFABEL


Quote:
Difabel dan Keberpihakan Kata

Seorang teman berkomentar tentang tulisan saya terdahulu yang berjudul Teologi Kecacatan, “Saya juga tidak setuju dengan istilah penyandang cacat. Kata cacat memang sangat tidak enak terdengar di telinga.” Komentar tersebut dapat dipandang mewakili opini masyarakat terhadap istilah cacat yang dilekatkan pada kelompok masyarakat tetentu. Masyarakat sendiri ternyata merasakan hal yang kurang nyaman jika mengucapkan kata cacat pada seseorang. Sering seseorang minta maaf terlebih dahulu sebelum menyebutkan nama seseorang yang diikuti kata cacat dibelakangnya. Misalkan, “Saya kenal dengan si Fulan yang (maaf) cacat itu”. Memang masyarakat tidak disodori pilihan dalam hal ini, sehingga mereka terpaksa harus mengucapkan kata cacat karena memang itu satu-satunya kata yang tersedia. Tapi kenapa harus disertai kata maaf?

Sebutan cacat dalam bahasa Indonesia sebenarnya telah mengalami evolusi,-Baca artikel sebelumnya Kecacatan dalam Belenggu Terminologi-hingga pada akhirnya muncullah istilah Difabel. Kata Difabel sebagai pengganti kata cacat belum lama diperkenalkan pada masyarakat. Istilah tersebut dimunculkan sekitar tahun 1999 an oleh beberapa aktivis gerakan kecacatan di Indonesia. Kata yang merupakan singkatan dari bahasa Inggris Different Abled People ini diharapkan mampu merubah image yang selama ini dilekatkan pada penyandang cacat. Selain itu kata Difabel juga diharapkan menjadi titik awal (starting point) bagi para penyandang cacat untuk memperjuangkan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun selanjutnya muncul sebuah pertanyaan sejauh mana perubahan istilah tersebut berpengaruh pada sikap masyarakat terhadap penyandang cacat?

Pembentukan kata baru untuk menggantikan kata yang sudah akrab dimasyarakat adalah pekerjaan berat. Karena pada dasarnya setiap kata sarat dengan muatan makna. Pemilihan sebuah kata tidak dapat dilepaskan begitu saja dengan konteks atau realita. Karena kata pada dasarnya merepresentasikan sebuah keadaan. Kata Difabel yang sekarang menjadi satu-satunya alternatif untuk menggantikan kata cacat sebenarnya memiliki makna yang mengambang. Kata Difabel merupakan akronim dahasa Inggris Different Abled People yang dalam bahasa Indonesianya Orang yang Berbeda Kemampuan. Kata Berbeda Kemampuan dalam istilah Difabel dapat dijadikan alasan bagi masyarakat untuk memberi perlakuan berbeda terhadap para penyandang cacat. Perlakuan berbeda tersebut bisa besifat positif maupun negatif. Perlakuan positif berkaitan erat dengan penerimaan masyarakat terhadap perbedaan kemampuan tersebut, sehingga mereka akan menyediakan infrastruktur untuk memfasilitasi perbedaan tersebut. Disisi lain perbedaan kemampuan dapat dimaknai sebagai sebuah kekurangan, sehingga hal ini dapat memperkuat perlakuan diskriminasi masyarakat terhadap para penyandang cacat.

Kemungkinan terakhir itulah yang mengkwatirkan. Dimana ketika para penyandang cacat menuntut perlakuan yang sama dari masyarakat, maka pendapat kedua dapat dijadikan alasan oleh masyarakat untuk berdalih menolak tuntutan tersebut. Adalah wajar jika kami memperlakukan anda berbeda karena jelas anda berkemampuan berbeda. Sekali lagi memang kata sangatlah kaya dengan makna dan sungguh sulit untuk memilih kata yang dapat merepresentasikan keadaan dengan tepat sehingga maknanya tidak dapat dibelokkan.
Untuk menemukan sebuah (beberapa) kata yang dapat merepresentasikan sebuah keadaan, dapat diterima oleh semua orang, sangatlah sulit……. ada korelasi antara kata yang berterima dan keadaan real yang dihadapi.Lalu, memang persoalan berterima dengan segala jenis atmosfer yang dibawa sebuah kata, akan sangat ditentukan oleh keakraban kita dengan kata itu. Sebuah kata pada dasarnya netral, tetapi ketika sudah dibawa ke dalam sebuah konteks, dia bermuatan lain dan memiliki referensi tertentu.(Sudarmoko,2004). Pada kata Difabel, masyarakat bisa saja memberi muatan makna berbeda atau sekaligus bertentangan dengan yang diharapkan para penyandang cacat. Karena memang masyarakat selama ini telah memiliki konsep negatif terhadap penyandang cacat. Mereka melihat penyandang cacat sebagai kelompok masyarakat lemah dan tidak produktif bahkan sebagian masyarakat masih melihat kecacatan sebagai dosa atau kutukan.

Hal lain yang layak untuk dipikirkan dalam pemakaian istilah Difabel sebagai pengganti kata cacat adalah pengkaburan makna. Artinya kata Difabel akan mengkaburkan atau bahkan menghilangkan ideologi makna tertindas yang telah dimiliki oleh kata cacat. Meskipun kata cacat jelas tidak tepat untuk mewakili atau merepresentasikan keadaan serta kondisi penyandang cacat, namun selama ini kata tersebut telah memberi muatan ketidakadilan didalamnya. Kata cacat telah memiliki keberpihakan yang jelas sebagaimana kata miskin dan buruh meskipun dalam konteks yang berbeda. Kedua kata yang selama zaman Orde Baru diperhalus menjadi pra-sejahtera dan pekerja ini oleh para aktivis gerakan sosial telah dikembalikan lagi pada kata awalnya untuk memberi muatan ideologi.

Eufimisme (penghalusan) bahasa bukan berarti tidak penting, dalam banyak hal menjadi “jalan keluar” yang manis.(Ichwan,2004). Pendapat tersebut bisa benar, tapi tidak pada gerakan sosial. Dalam gerakan sosial dibutuhkan kata-kata yang jelas, berpihak dan sarat dengan muatan ideologi untuk menggerakkan roda perjuangan. Sehingga kata-kata seperti tertindas, dilemahkan, disingkirkan dan sejenisnya dipilih dalam sebuah gerakan sosial. Dengan kata-kata semacam itu maka akan jelas posisi sebuah kelompok, mereka tidak diletakkan pada posisi mengambang. Karena pada dasarnya posisi mengambang hanya akan melemahkan sebuah perjuangan.

Pengkajian ulang terhadap kata Difabel mungkin layak dijadikan sebuah pertimbangan agar dikemudian hari kita tidak disibukkan lagi dengan pekerjaan untuk merubah kata tersebut.
sumber
*info

Quote:
Originally Posted by snakehead007 View Post
ralat gan ane volounteer powerlifting/angkat besi ,cabor tersebut lombanya akan dilaksanakan pada tanggal 17 18 19 , bukan tanggal 13 seperti di pejwan.

minta doa ya gan supaya indonesia jadi juara umum ASEAN PARAGAMES 2011

tolong tarooh di pejwan dooong.



QR







Last edited by Hoshigami; 12-12-2011 at 07:25 PM..
ASEAN Para Games 2011, Tiket Gratis!

Masih hangat di ingatan kita bagaimana penyelenggaraan SEA Games ke XXVI 2011 di Palembang-Jakarta, Indonesia beberapa waktu lalu yang membawa Indonesia sebagai juara umum, tidak luput dari kritik. Meskipun terbilang cukup sukses sebagai panitia penyelenggara, SEA Games 2011 di Indonesia sempat dikeluhkan masyarakat atas mahalnya harga tiket menonton dan mendukung laga-laga para atlet berjuang mengibarkan Bendera Indonesia dan meraih medali. Hal ini juga sempat tersiar kabar ketika laga semifinal dan final cabang paling populer yakni Sepakbola dimana Timnas Indonesia U-23 mampu melangkah ke final meskipun kalah dari juara bertahan Malaysia, tiket yang dijual direncanakan akan ada kenaikan harga.

Melihat antusiasme yang terjadi pada perhelatan SEA Games lalu, maka beberapa hari lagi Indonesia kembali kedatangan tamu para atlet dari Asia Tenggara dalam rangka even olahraga Asean Para Games (APG) ke VI di Solo, Jawa Tengah. APG adalah acara multi-olahraga dua tahunan yang diselenggarakan setelah setiap SEA Games untuk atlet dengan cacat fisik yang berada di bawah pengaturan ASEAN Para Olahraga Federation (APSF). Permainan yang diselenggarakan oleh negara yang sama di mana SEA Games berlangsung.

Solo, kota yang sedang memiliki semangat perubahan yang luar biasa ditunjuk untuk menjadi kota tuan rumah APG yang berpusat di Stadion Manahan. Nah, karena ajang ini ditujukkan untuk atlEt dengan cacat fisik, maka diperkirakan animo penonton sedikit berkurang dari ajang SEA Games. Padahal, tingkat kesuksesan sebuah even olahraga ditentukan oleh jumlah pengunjung yang menyaksikan acara tersebut. Namun, Pemkot Solo selaku Panitia Daerah (Panda) pelaksanaan APG saat ini tengah gencar melakukan publikasi agar ajang ini diminati masyarakat dalam mendukung tim kebanggaan, khususnya kontingen Indonesia sehingga dalam even tingkat Asia Tenggara tersebut bisa dihadiri pengunjung dengan kapasitas semaksimal mungkin pada setiap pertandingan yang digelar. Melihat tolok ukur keberhasilan sebuah even berdasarkan banyak dan tidaknya yang menonton, maka guna memacu hal tersebut, panitia akan membebaskan tiap penonton dari biaya masuk alias gratis. Namun demikian, Pemkot, seperti dikutip media berita di Solo, tidak akan meliburkan siswa sekolah, baik dari SD sampai dengan SMA selama even tersebut digelar. Seandainya ada pertandingan di jam-jam sekolah, kita menganjurkan kalangan masyarakat yang lain yang akan memadati arena pertandingan.

Dengan kebijakan ini, dipastikan kritik yang sering muncul karena mahalnya tiket pertandingan akan dikurangi dan bahkan tidak akan terjadi. Selain itu, Panda juga akan membuat inovasi-inovasi baru dalam menyukseskan penyelenggaran even ini dengan memanfaatkan nama Solo yang saat ini sedang naik daun. Semoga hajat dua tahunan yang akan dibuka pada 15 Desember 2011 mendatang bisa berjalan sukses dan Indonesia sebagai tuan rumah, kembali lagi, sukses sebagai penyelenggara dan sukses sebagai juara./Affa_from SOLO City

pesta para blogger di ASEAN PARA GAMES 2011

para blogger juga ikut menyemarakkan lho... :

Quote:
SOLO-Penyelenggaraan Asean Para Games(APG) VI, 12-22 Desember 2011 di Kota Solo, Jawa Tengah, diupayakan lebih meriah dibanding SEA Games ke-26 di Sumatera Selatan dan Jakarta, meski hanya mempertandingkan 11 cabang olahraga. Karena itu, sekitar 3.000 blogger se-Indonesia sudah memastikan akan berpartisipasi meramaikan event ini.

Para blogger yang mayoritas berasal dari Jawa Tengah dan sekitarnya itu akan menyebarluaskan informasi sepanjang persiapan hingga berakhirnya APG VI. Tekad untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini disampaikan Suryaden, salah seorang blogger asal Jogjakarta. “Kami dan kawan-kawan komunitas blogger siap menyukseskan APG VI di Solo. Ini juga demi nama baik Indonesia untuk sukses sebagai tuan rumah dan prestasi,” katanya, Jumat (25/11), di Hotel Sahid Jaya Solo, tempat berlangsungnya rapat koordinasi evaluasi akhir panitia penyelenggara APG ini.

Mubarika, blogger lainnya asal Jakarta yang juga hadir, optimis informasi melalui blogger bisa sampai ke masyarakat sehingga gebyar APG VI bisa dirasakan langsung. “Kami terpanggil dan ikut bertanggung jawab untuk menyukseskan event ini. APG VI pun mengandung nilai humanis yang membuat kami terdorong untuk berpartisipasi,” ujar Mubarika. (mus)

Kirab Budaya Asean Para Games



Sejumlah wanita berbusana karnaval memeriahkan Kirab Budaya ASEAN Paragames (APG) VI di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/12). Pesta Olah Raga penyandang disabilitas se-Asia Tenggara tersebut dijadwalkan akan dibuka pada Kamis (15/12), dan diikuti atlet dari 11 negara yang akan berkompetisi dalam 11 cabang Olah Raga. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)






sumber: http://www.apg6solojateng.com/id/ber...ara-games.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya