Selasa, 20 Desember 2011

Manusia belum Sadar Juga

PAGI itu, Minggu, 26 Desember 2004. Pagi yang tenang, suara burung berkicauan di sana sini.Orang-orang mulai bergerak melakukan kegiatan mereka.

Memang, hari itu orang-orang tidak sibuk dengan kegiatan pribadi mereka, seperti ngantor, mengajar,dan lain sebagainya. Tapi kegiatan mereka ya mungkin ada yang berencana pergi berlibur dan mungkin ada juga yang ingin bepergian bersama dengan keluarganya.

Begitu pun saya, saya ada rencana pergi memancing dengan kawan-kawan. Kemudian seketika tanah bergetar, dan bergoyang tidak karuan. Semua penduduk yang ada di dalam rumah berhamburan keluar rumah. Ternyata Gempa. Gempa yang sangat dahsyat, orang-orang yang sudah tua ada yang berpegangan di sebatang pohon yang sudah mati, ada juga anak-anak yang menangis ketakutan. Sungguh dahsyat gempa saat itu.

Orang-orang mengucapkan kalimah Allah, tidak pernah berhenti mulut mereka mengucapkan kata-kata itu. Subhanallah, sangat dahsyat musibah tersebut. Kemudian beberapa menit gempa berhenti, dan kemudian mulai terdengar gemuruh yang sangat dahsyat. Selang beberapa menit kemudian, terdengar lagi berita bahwa ada air laut naik.

Ternyata betul,orang-orang yang berada di pinggiran laut berlarian menyelamatkan diri dari hantaman air laut yang katanya sangat dahsyat.

Nauzubillah, sangat besar musibah yang Allah berikan waktu itu untuk negeri ini.

Mendengar berita yang demikian, rencana kami pun gagal, kami sudah cukup ketakutan. Untung di daerah tempat tinggal kami jauh dari laut, sehingga Alhamdulillah air tidak sampai ketempat kami.

Sekarang kita renungi, betapa besar kekuasaan Allah SWT. Dia bisa melenyapkan semua, dan menyapu bersih alam ini dalam hitungan menit, bahkan detik sekalipun.

Tapi setelah bencana itu, orang-orang bukan malah sadar, tapi sebagaimana kita lihat sekarang, kehidupan setelah tsunami dan kehidupan sebelum tsunami sangat jauh berbeda. Manusia belum sadar juga atas ujian yang menimpa tujuh tahun lalu. Seharusnya kita sadar terhadap bencana yang telah Allah berikan.

Mustawazir
Alumni MAN Padang Tiji. Saat ini kuliah di FISIP Unsyiah
------------------------
Kenangan dalam bentuk tulisan dapat dikirimkan ke email: kenangtsunami2612@serambinews.com beserta foto diri, keluarga, dan kerabat yang meninggal akibat tsunami. Tak terkecuali korban selamat (survivor) yang kini telah mampu bangkit menata kehidupannya kembali.

Editor : arif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika agan dan aganwati mau titip komentar atau pesan dipersilahkan ya